tirto.id - Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto membantah berbicara soal reshuffle kabinet saat bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka. Hasto mengungkap pertemuan itu terjadi pada Senin (2/1/2023) dalam rangka mengundang ke acara HUT PDIP ke-50.
"Ibu Mega menugaskan saya untuk bertemu bapak Presiden Jokowi. Kalau hal yang berkenaan reshuffle itu ranahnya presiden," kata Hasto di Gedung DPP PDIP pada Selasa (3/1/2023).
Menurutnya, apabila Jokowi akan melakukan reshuffle maka sudah menjadi keniscayaan mengkomunikasikannya kepada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. "Sehingga itu bukan ranah kami. Itu ranah pemimpin tertinggi dari PDI Perjuangan yaitu Megawati Soekarnoputri," jelasnya.
Saat awak media meminta konfirmasi mengenai isi pembicaraannya dengan Jokowi, Hasto merahasiakannya. "Itu rahasia karena sifatnya ditugaskan. Kita bertemu dengan Presiden Jokowi, itu adalah sifatnya very very strictly confidential," ungkapnya.
Hasto hanya mau menjelaskan terkait teknis undangan yang dilaporkan kepada Jokowi terkait pembukaan HUT ke-50 di Kemayoran, Jakarta Pusat, pada 10 Januari 2023 mendatang.
"Kemarin diterima oleh beliau jam 14.30 WIB, kami sampaikan sekaligus mengundang Bapak Presiden Jokowi, karena nanti ada dua agenda pada 10 Januari yang pertama outdoor bersama dengan satgas PDIP dan Baguna yang sudah terbentuk sebesar satu batalion dan kemudian dilanjutkan dengan indoor," terangnya.
Sebagai informasi, PDIP mendorong Presiden Jokowi me-reshuffle dua menteri Nasdem usai deklarasi pencapresan Anies Baswedan. Dua menteri yang ditarget mundur oleh PDIP yakni Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan Menteri LHK Siti Nurbaya.
Nasdem pun bereaksi. Partai besutan Surya Paloh itu menantang PDIP untuk adu prestasi menteri ketimbang mewacanakan reshuffle kabinet.
Penulis: Irfan Amin
Editor: Fahreza Rizky