tirto.id -
Hasilnya, Paslon nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin masih lebih unggul dengan 53,6 persen suara dan Paslon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mendapat 35,4 persen suara.
Keduanya berhasil meraih suara dari pemilih yang belum menentukan pilihannya pada masa survei sebelumnya.
Jokowi-Ma'ruf sebelumnya mendapat suara 53,2 persen dan Prabowo-Sandiaga mendapat 34,1 persen.
"Semua sudah hampir mendapatkan elektabilitas yang maksimal. Fanatismenya sudah sangat tinggi," kata Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (25/3/2019).
Menurut Yunarto, tingkat undecided voter sebenarnya wajar, yakni di angka 11 persen. Dengan jumlah pemilih mencapai 89 persen, hal itu sudah cukup baik dan sulit untuk meningkat.
Yunarto menambahkan, masalahnya kedua paslon melakukan manuver yang tidak banyak berpengaruh pada masyarakat.
Selain karena fanatisme yang tinggi, menurutnya juga karena masa kampanye terlalu panjang sehingga masyarakat menjadi lelah.
"Jadi trend-nya cenderung sudah stagnan, problem buat penantang. Karena yang dibutuhkan penantang adalah akselerasi," kata Yunarto.
Yunarto menambahkan, sedangkan ketika dilakukan ekstrapolasi menunjukan Jokowi-Ma'ruf tetap lebih unggul.
Hal ini didapat dengan menghitung jumlah 11 persen suara yang belum menentukan pilihan kepada dua paslon.
Jokowi-Ma'ruf mendapat 60,2 persen, sedangkan Prabowo-Sandiaga masih berada di bawah 40 persen dengan angka 39,8 persen.
Namun Yunarto menyampaikan bahwa hal ini bukanlah prediksi hasil akhir. Charta masih ingin melakukan rilis satu kali lagi menjelang hari pencoblosan.
"Nanti prediksi baru berani kita klaim dalam prediksi hasil akhir, dalam bentuk ekstrapolasi ketika kita melakukan rilis di hari sebelum masa tenang atau kalau MK memperbolehkan kita akan lakukan rilisnya pada 16 April," ucapnya lagi.
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Nur Hidayah Perwitasari