tirto.id -
"Saya senyum saja. Tidak bantah," kata Hashim di sela acara Wadah Global Gathering di Jakarta, Kamis (22/3/2018) sebagaimana dilaporkan Antara.
Informasi mengenai upaya lingkaran Joko Widodo meminang Prabowo menjadi calon wakil presiden pertama kali diutarakan oleh Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon kepada media awal Maret 2018.
Ketika ditanya apakah orang yang berusaha melobi Prabowo adalah Luhut Binsar Panjaitan, Hashim pun hanya meresponsnya dengan senyum.
"Saya senyum saja. Saya kan orang Jawa, Anda bisa terjemahkan lah, Anda bisa tafsirkan," kata dia.
Jika nantinya Prabowo maju sebagai calon presiden 2019, Hashim mengatakan kalangan manapun berpeluang menjadi pendamping Prabowo. Menurut dia, yang terpenting sosok pendamping itu harus lah yang nasionalis religius.
"Tidak menutup kemungkinan militer, bisa sipil, bisa aktivis, bisa anak muda, bisa lebih senior," ujar dia.
Ketua DPP PDI Perjuangan Andreas Hugo Perreira juga tak memungkiri kemungkinan duet Joko Widodo-Prabowo Subianto sebagai capres dan cawapres 2019.
Menurut Andreas, hal tersebut sesuai dengan hasil survei Saiful Munjani Research and Consulting (SMRC) dan aspirasi masyarakat di akar rumput. "Ada keinginan-keinginan masyarakat untuk menduetkan Pak Prabowo dengan Pak Jokowi ya, tapi kita lihat," kata Andreas saat dihubungi Tirto, Kamis (4/1/2018).
Hasil survei menunjukkan, sebanyak 67 persen responden setuju Prabowo menjadi calon wakil presiden pendamping Jokowi. Sedangkan 28,4 persen setuju jika Prabowo menduduki posisi calon presiden dan Jokowi sebagai calon wakil presiden.
Andreas menyatakan hubungan antara Prabowo dan Jokowi pun berjalan baik sampai hari ini. "Pak Jokowi dan Pak Prabowo itu teman. Mereka sering diskusi," kata Andreas.
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Yulaika Ramadhani