tirto.id - Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Hashim Djojohadikusumo membantah partainya menyogok sejumlah aktivis 98 guna mendukung Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menjadi capres 2024.
Hashim memastikan Prabowo tak pernah mengeluarkan uang berapa pun nominalnya kepada aktivis 98 seperti Poltak Agustinus Sinaga, Deolipa Yumara, Immanuel Ebenezer hingga eks politikus PDIP Budiman Sudjatmiko. Hashim mengklaim para aktivis yang datang mendukung Prabowo murni tanpa sogokan.
"Saya mau bersaksi, menjawab tuduhan dan fitnah bahwa pihak Prabowo tidak pernah memberikan satu Rupiah, satu Dolar, satu Euro, atau satu Yen kepada mereka. Tidak ada sogokan," kata Hashim saat di Rumah Pemenangan Prabowo, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (6/9/2023).
Hashim mengatakan bahwa bersatunya masyarakat yang dulu berseberangan dengan Prabowo terjadi begitu saja. Adik dari Prabowo Subianto ini bahkan mengaku kaget saat menerima dukungan dari sejumlah aktivis 98 yang dulu tak sejalan dengan Prabowo.
"Beberapa tahun lalu saya katakan ini mustahil tetapi sebagai orang beriman saya percaya ini terjadi karena tangan Tuhan. Pihak-pihak yang dulu berlawanan sekarang bersatu. Saya terkejut dan tidak percaya saat mereka menyatakan dukungannya," ucapnya.
Hashim menegaskan bahwa mantan aktivis yang kini mendukung Prabowo bukan petugas partai, melainkan pejuang rakyat.
Ucapan Hashim tersebut langsung diamini Budiman Sudjatmiko. Budiman menganggap apa yang terjadi di masa lalu tidak terkait dengan masalah pribadinya. Budiman bahkan menyebut Prabowo sebagai sosok intelektual, meski pada masa lalu dibalut seragam militer yang malah menyiksa dirinya sendiri.
"Saya pertama kali bertemu tahun 2002 dan saat itu saya bisa melihat he is the man of idea. Dia sebenarnya sosok intelektual yang berseragam tentara. Saya paham betapa sunyinya beliau, betapa kesepiannya beliau. Seorang sosok intelektual yang berdiri dengan seragam militer di Orde Baru begitu menyiksa," jelasnya.
Sementara Deolipa Yumana mengungkapkan bahwa ia tidak mendapat dukungan materil untuk berada di belakang Prabowo. Ia mendukung Prabowo saat ini karena melihat sosok Prabowo telah banyak berubah.
“Kita sama-sama tahu bahwa dunia sudah berubah, pola pikir berubah, konstelasi politik juga sudah berubah. Saya beranggapan ada perubahan pola pikir. Kita pikir saat ini Pak Prabowo lebih negarawan. Dulu sudah negarawan tetapi saya lihat saat ini beliau lebih matang dan mentalnya lebih kuat sehingga layak menjadi pemimpin,” jelas mantan kuasa hukum Bharada Richard Eliezer.
Penulis: Iftinavia Pradinantia
Editor: Bayu Septianto