Menuju konten utama

Hari Tasyrik Jatuh pada Tanggal 12-14 Juli 2022, Ini Arti dan Makna

Hari-hari tasyrik jatuh pada tanggal 11, 12, dan 13 Zulhijjah. Apa itu hari Tasyrik. Berikut penjelasan selengkapnya.

Hari Tasyrik Jatuh pada Tanggal 12-14 Juli 2022, Ini Arti dan Makna
Ilustrasi Kalender. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Hari-hari tasyrik jatuh pada tanggal 11, 12, dan 13 Zulhijjah setiap tahunnya. Pada 2022, hari-hari tasyrik bertepatan pada 12, 13, dan 14 Juli. Lantas, amalan sunah yang dianjurkan dikerjakan pada hari tasyrik bagi umat Islam?

Secara umum, hari-hari tasyrik merupakan 3 hari setelah Hari Raya Idul Adha. Tiga hari tersebut masih tergolong bagian dari rangkaian Hari Raya Idul Adha yang patut dimuliakan dengan suka-cita, makan-minum, serta dilarang berpuasa pada momen tersebut.

Apa Itu Hari Tasyrik dan Maknanya

Hari Tasyrik adalah hari raya umat Islam yang jatuh pada setelah Idul Adha yaitu hari ke 11,12 dan 13 pada bulan dzulhijjah menurut kalender Islam serta pada hari ini merupakan salah satu hari di mana umat Islam dilarang berpuasa karena pada hari tasyrik adalah hari untuk makan dan minum.

Dilansir dari NU Online, Hari Tasyrik (Ayyâm al-Tasyrîq) artinya adalah "pengingat". Puasa, ibadah yang semula dianjurkan, dilarang di hari tasyrik.

Rasulullah menyebutnya (H.R. Imam Muslim no. 1141): “Ayyâm akl wa syurb—hari makan-makan dan minum-minum” dan memberinya predikat sebagai a’dham al-ayyâm ‘ind Allah (hari termulia di sisi Allah).

Di hari tasyrik, makan yang bersifat kebutuhan jasmani disandingkan dengan dzikir yang bersifat rohani. Dua sisi yang mewujud dalam diri manusia. Jika dilihat dari proses penciptaanya, bahan dasar manusia adalah tanah yang identik dengan kotor, rendah dan lembek. Kemudian bercampur dengan ruh Tuhan yang luhur.

Pertemuan dua unsur berbeda ini membentuk manusia yang tidak hanya mewarisi kebaikan-kebaikan Tuhan tapi juga kerendahan tanah.Dalam hidup, kita lebih sering menuruti kebutuhan tanah (daging) dibandingkan ruh yang ditiupkan Tuhan (jiwa).

Kita diberi waktu tiga sampai empat hari untuk memuaskan unsur tanah kita (fisik/daging) di hari tasyrik, tapi Tuhan juga menginginkan kita bisa menyeimbangkannya dengan dzikir, agar rohani kita tidak kering dan lapar. Keseimbangan keduanya sangat dibutuhkan dalam menjalani kehidupan.

Hari Tasyrik ini memiliki makna sebagai bentuk kasih sayang Allah SWT kepada umatNya dengan memberikan peluang untuk memilih ibadah puasa dan menikmati hidangan hari kurban.

Akan tetapi di sisi lain Allah SWT menganjurkan untuk melaksanakan amalan ibadah berdzikir, berdoa dan bersedekah bukan sekadar untuk makan dan minum semata.

Isyarat mengenai hari tasyrik tertera dalam firman Allah SWT pada surah Al-Baqarah ayat 203:

"Dan berzikirlah (dengan menyebut) Allah dalam beberapa hari yang berbilang. Barangsiapa yang ingin cepat berangkat (dari Mina) sesudah 2 hari, maka tiada dosa baginya. Dan barangsiapa yang ingin menangguhkan (keberangkatannya dari dua hari itu), maka tidak ada dosa pula baginya, bagi orang yang bertakwa. Dan bertakwalah kepada Allah, dan ketahuilah, bahwa kamu akan dikumpulkan kepada-Nya," (QS. Al-Baqarah [2]: 203).

Pada ayat di atas, frasa "beberapa hari yang berbilang" merujuk pada 3 hari tasyrik yang jatuh pada 11-13 Zulhijjah.

Baca juga artikel terkait IDUL ADHA atau tulisan lainnya dari Putri Avi Nursasi

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Putri Avi Nursasi
Editor: Yulaika Ramadhani
Penyelaras: Yulaika Ramadhani