tirto.id - Awal mula adanya Hari Menanam Pohon Indonesia erat kaitannya dengan Aksi Penanaman Serentak dan Gerakan Perempuan Tanam Pohon pada tahun 2007.
28 November selalu diperingati sebagai Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) berdasarkan keputusan presiden RI Nomor 24 Tahun 2008.
Keputusan Presiden itu menyebut bahwa 28 November ditetapkan sebagai Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) dan bulan Desember sebagai bulan Menanam Nasional.
Dalam amanatnya itu presiden juga meminta kepada masyarakat agar menanam minimal satu pohon per orang atau yang hari ini dikenal dengan One Man One Tree (OMOT).
Kebijakan presiden ini lahir sebagai dampak dari Aksi Penanaman Serentak dan Gerakan Perempuan Tanam Pohon pada tahun 2007 yang menghasilkan banyak pohon tertanam.
Sejarah Hari Menanam Pohon Indonesia
Gerakan Aksi Penanaman Serentak misalnya, pada tahun 2007 menargetkan 79 ribu batang yang akan ditanam, tapi hasilnya malah lebih dari itu, yaitu sekitar 86 ribu batang. Begitu pula dengan Gerakan Perempuan Tanam dan Pelihara Pohon yang merencanakan 10 ribu batang dan yang tertanam sekitar 14 ribu batang.
Kementerian Pertanian pada tahun 2016 melansir, HMPI juga erat kaitannya dengan andil Indonesia dalam mengendalikan perubahan iklim.
Langkah mitigasi dengan penanaman pohon merupakan salah satu upaya mengurangi emisi karbon. Hal ini sejalan dengan tujuan utama Paris Agreement untuk menahan laju kenaikan suhu bumi tidak lebih dari 20 Celcius atau sedapatnya menekan hingga 1,50 Celcius.
Sayangnya, berdasarkan data yang dihimpun Tirto pada 2017 lalu, secara global, Indonesia menempati posisi kelima terkait dengan negara-negara dengan kehilangan tutupan pohon terbesar.
Sejak 2001 hingga 2014, Global Forest Watch mencatat Indonesia telah kehilangan 18,91 juta Ha hutan. Pada periode yang sama, Rusia, yang menempati posisi teratas, kehilangan 42,13 juta ha hutan, disusul oleh Brasil yang kehilangan 38,77 juta Ha.
Manfaat Pohon Bagi Kehidupan
Padahal pohon memiliki banyak manfaat bagi makhluk hidup termasuk manusia. Beberapa manfaat pohon bagi kehidupan di antaranya:
- Manfaat estetis (keindahan): Pohon memiliki beberapa bentuk tajuk yang khas, sehingga menciptakan keindahan tersendiri.
- Manfaat Orologis: Akar pohon dan tanah merupakan satu kesatuan yang kuat, sehingga mampu mencegah erosi atau pengikisan tanah.
- Manfaat Hidrologis: Tanaman dapat membantu menyerap air hujan ke tanah.
- Manfaat Klimatologis: Dengan banyaknya pohon akan menurunkan suhu setempat, sehingga udara sekitarnya akan menjadi sejuk dan nyaman.
- Manfaat Edaphis: Pohon dapat menjadi tempat hidup satwa.
- Manfaat Ekologis: Kelompok pohon atau tanaman, air, dan hewan adalah bagian dari alam yang dapat memberikan keseimbangan lingkungan.
- Manfaat Protektif: Manfaat protektif adalah manfaat pohon sebagai perlindungan, misalnya terhadap terik sinar matahari, angin kencang, penahan debu, serta peredam suara.
- Manfaat Hygienis: Pohon pada siang hari menghasilkan O2 (oksigen) dan dapat menyerap CO2 (karbondioksida).
- Manfaat Edukatif: Berbagai jenis pohon yang ditanam dapat dimanfaatkan sebagai tempat belajar mengenal tanaman.
Hari Pohon Sedunia
Jika Hari Menanam Pohon Indonesia jatuh pada 28 November, Hari Pohon Sedunia atau World Tree Day diperingati tanggal 21 November setiap tahunnya. Kedua peringatan hari tersebut pada dasarnya sama, yakni untuk memperbaiki lingkungan hidup.
Secara khusus, adapun tujuan diadakannya Hari Pohon Sedunia adalah untuk mengingat dan menghormati jasa dari J Sterling Morton, seorang pencinta alam dari Amerika Serikat. Dia begitu gigih dalam mengampanyekan gerakan menanam pohon dan sikapnya ini tentu punya alasan jelas: karena setiap makhluk hidup yang ada di bumi membutuhkan kontribusi pohon untuk bisa hidup.
World Economic Forum melansir, pohon saat ini merupakan teknologi yang paling hemat biaya dan terbaik untuk penghilangan dan penyimpanan karbon. Perusahaan di seluruh dunia bekerja untuk mengurangi dan mengimbangi emisi karbon.
Hal tersebut adalah langkah penting untuk membantu mengurangi dampak merusak dari perubahan iklim, tetapi, tidak ada solusi yang tepat untuk masalah ini.
Editor: Yantina Debora
Penyelaras: Ibnu Azis