Menuju konten utama

Harga Minyak Dunia Naik Usai China Longgarkan Lockdown

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Februari terangkat 76 sen atau 1,0 persen, menjadi ditutup pada 79,8 dolar AS per barel.

Harga Minyak Dunia Naik Usai China Longgarkan Lockdown
Penampungan gas di kilang RU V Balikpapan, Kalimantan Timur, Kamis (2/6/2022). ANTARA FOTO/Indrayadi TH/hp.

tirto.id - Harga minyak menguat pada akhir perdagangan Senin waktu AS (Selasa pagi WIB). Kenaikan didorong China yang melonggarkan pembatasan COVID-19. Menimbulkan optimisme pasar, sekaligus mengurangi kekhawatiran resesi global yang akan membebani permintaan energi.

Dikutip dari Antara, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari, bertambah 90 sen atau 1,2 persen, menjadi menetap di 75,19 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Sementara, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Februari terangkat 76 sen atau 1,0 persen, menjadi ditutup pada 79,8 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.

China importir minyak mentah utama dunia, mengalami gelombang pertama dari tiga perkiraan kasus COVID-19 setelah Beijing melonggarkan pembatasan mobilitas. Walaupun begitu China saat ini mulai melonggarkan aturan untuk menghidupkan kembali perekonomian pada 2023.

"China telah berjanji untuk melawan semua pesimisme tentang ekonominya, dan akan melakukan apa yang diperlukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi," kata Broker Avatrade Naeem Aslam.

Sementara itu, Departemen Energi AS akan mulai membeli kembali minyak mentah untuk Cadangan Minyak Strategis (SPR). Ini merupakan pembelian pertama sejak melepaskan rekor 180 juta barel dari cadangannya tahun ini.

Kemudian, walaupun minyak melonjak menuju rekor tertinggi 147 dolar AS per barel di awal tahun setelah Rusia menginvasi Ukraina pada Februari. Sejak itu sebagian besar keuntungan tahun ini terkoreksi karena kekhawatiran pasokan tersingkir oleh ketakutan resesi.

Para menteri energi Uni Eropa pada Senin (19/12/2022) menyetujui batas harga gas. Hal itu dilakukan setelah pembicaraan berminggu-minggu tentang tindakan darurat yang telah memecah opini di seluruh blok karena berusaha menjinakkan krisis energi.

Lalu, Federal Reserve AS dan Bank Sentral Eropa menaikkan suku bunga minggu lalu. Menjanjikan lebih banyak kenaikan. Sementara itu, bank sentral Jepang dapat mengubah sikap ultra-dovish-nya ketika bertemu pada Senin (19/12/2022) dan Selasa.

"Prospek kenaikan suku bunga lebih lanjut akan memukul pertumbuhan ekonomi di tahun baru dan dengan demikian mengekang permintaan minyak," kata Stephen Brennock dari pialang minyak PVM.

Baca juga artikel terkait HARGA MINYAK MENTAH DUNIA

tirto.id - Ekonomi
Sumber: Antara
Editor: Intan Umbari Prihatin