Menuju konten utama

ESDM Tetapkan ICP Agustus 2024 Sebesar 78,51 Dolar AS per Barel

Penurunan harga ICP selaras dengan penurunan harga minyak mentah utama di dunia internasional.

ESDM Tetapkan ICP Agustus 2024 Sebesar 78,51 Dolar AS per Barel
Aktivitas Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatra (PHE OSES) di Perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Selasa (14/6/2022). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/rwa.

tirto.id - Harga rata-rata minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) pada bulan Agustus 2024 ditetapkan sebesar 78,51 dolar Amerika Serikat (AS) per barel. Angka ini turun dari bulan sebelumnya yang mencapai 82 dolar AS per barel. Angka ini ditetapkan melalui Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 348.K/MG.03/DJM/2024 tentang Harga Minyak Mentah Bulan Agustus 2024 tanggal 2 September 2024.

"Penurunan ini selaras dengan penurunan harga minyak mentah utama di pasar internasional yang dipengaruhi oleh kekhawatiran pasar akan turunnya permintaan sentimen negatif pasar, juga diperkuat dengan meredanya ketegangan politik di Timur Tengah," jelas Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM, Agus Cahyono Adi dalam keterangan resminya, dikutip Tirto, Jumat (6/9/2024).

Penurunan harga minyak juga terjadi akibat adanya rencana negara-negara OPEC+ untuk tetap menghentikan pengurangan produksi secara sukarela mulai Oktober 2024. Artinya, jika hal ini terjadi, peningkatan pasokan minyak pada penghujung tahun 2024 bakal terjadi.

Selain itu, Badan Energi Internasional (International Energy Agency/IEA) dalam laporan bulan Agustus 2024 menyampaikan, telah terjadi peningkatan produksi minyak mentah dunia menjadi 103,4 juta bph. Padahal, di saat yang sama pasokan dari OPEC+ secara bertahap juga kembali memasuki pasar dan terjadi peningkatan pula pada pasokan non-OPEC+.

"IEA dan OPEC menurunkan proyeksi pertumbuhan permintaan minyak terutama untuk tahun 2025, dengan sebagian besar alasan diakibatkan dari perlambatan ekonomi dan melemahnya konsumsi minyak Tiongkok," ungkap Agus.

Untuk kawasan Asia Pasifik, penurunan harga minyak mentah juga dipengaruhi oleh perlambatan pertumbuhan ekonomi Cina, yang pada kuartal II kemarin ekonomi Cina hanya tumbuh sebesar 4,7 persen. Pelemahan ini diketahui terjadi imbas penurunan Purchasing Manager Index (PMI), baik untuk sektor manufaktur maupun non-manufaktur.

“Serta merosotnya permintaan minyak dan BBM di Tiongkok akibat peningkatan penggunaan kendaraan listrik dan kendaraan dengan bahan bakar gas alam cair,” imbuh Agus.

Selain itu, OPEC juga merevisi turun perkiraan pertumbuhan ekonomi Jepang tahun 2024 menjadi 0,2 persen, karena lemahnya iklim investasi di negara itu. Padahal, pada publikasi sebelumnya pertumbuhan ekonomi Jepang diperkirakan masih akan berada di angka 0,1 persen.

Berikut adalah perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama pada Agustus 2024 dibandingkan Juli 2024:

- Dated Brent turun sebesar 4,40 dolar AS per billion barrel (bbl), dari 85,31 dolar AS per bbl menjadi 80,91 dolar AS per bbl.

- WTI (Nymex) turun sebesar 5,05 dolar AS per bbl, dari 80,48 dolar AS per bbl menjadi 75,43 dolar AS per bbl.

- Brent (ICE) turun sebesar 5,00 dolar AS per bbl, dari 83,88 dolar AS per bbl menjadi 78,88 dolar AS per bbl.

- Basket OPEC turun sebesar 6,03 dolar AS per bbl, dari 84,43 dolar AS per bbl menjadi 78,40 dolar AS per bbl.

- Rata-rata ICP turun sebesar 3,49 dolar AS per bbl, dari 82,00 dolar AS per bbl menjadi 78,51 dolar AS per bbl.

Baca juga artikel terkait HARGA MINYAK atau tulisan lainnya dari Qonita Azzahra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Qonita Azzahra
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Andrian Pratama Taher