Menuju konten utama

Harga Cabai Kian Mahal, Bapanas Dorong Kerja Sama Antardaerah

Bapanas mendorong mobilisasi pasokan cabai dari daerah surplus ke daerah defisit untuk membangun pemerataan distribusi di seluruh wilayah.

Harga Cabai Kian Mahal, Bapanas Dorong Kerja Sama Antardaerah
Pedagang menjual cabai di pasar tradisional Pon, Jombang, Jawa Timur, Selasa (20/12/2022). ANTARA FOTO/Syaiful Arif/wsj.

tirto.id - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan pihaknya mencari solusi untuk menurunkan harga cabai yang kian tinggi. Salah satunya, dengan mendorong mobilisasi pasokan dari daerah surplus ke daerah defisit untuk membangun pemerataan distribusi di seluruh wilayah.

“Kita mendorong pemerintah daerah untuk saling membangun kerja sama antardaerah (KAD) sehingga cabai di daerah yang masih produksi dan harganya stabil dapat mendistribusikan cabai ke daerah defisit atau daerah dengan harga cabai yang tinggi,” kata Arief dikutip dari keterangannya, Kamis (2/11/2023).

Penguatan KAD ini selaras dengan arahan Presiden Joko Widodo yang meminta agar terbangun konektivitas yang membuat produksi pangan di daerah surplus terdistribusi ke daerah defisit secara merata untuk menjaga kestabilan harga.

KAD ini menurut Arief, mampu mengoptimalkan pemanfaatan dana APBD dan BTT (Belanja Tidak Terduga).

Arief bersama dengan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian dalam rapat koordinasi inflasi yang rutin digelar setiap pekan menegaskan, pemerintah daerah tidak perlu ragu untuk memanfaatkan dana tersebut untuk memobilisasi pangan di daerah masing-masing.

“Badan Pangan Nasional secara rutin menghadiri Rakor Inflasi yang dilaksanakan oleh Kemendagri terus menekankan agar setiap daerah memanfaatkan dana tersebut untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan di daerah masing-masing," ungkap Arief.

"Kemarin bersama Menkeu Bu Sri Mulyani dan Mendagri Pak Tito Karnavian juga kita dorong bersama-sama para Pj. Gubernur dan Bupati/Walikota untuk mengoptimalkan APBD. Karena pangan ini kan salah satu komponen yang berpengaruh signifikan terhadap stabilitas inflasi.” lanjut Arief.

Selain itu, Arief mengatakan, melalui dana dekonsentrasi yang dialokasikan di Bapanas, Pemda provinsi dan kabupaten/kota terus menggencarkan Gerakan Pangan Murah (GPM) di seluruh daerah.

Hingga saat ini, secara total kegiatan GPM menyasar hingga 1.133 lokasi dengan rincian 257 lokasi di 35 provinsi dan 876 lokasi di 332 kabupaten/kota.

"GPM serentak nasional menggunakan anggaran pusat dan dana dekonsentrasi dari NFA yang diperuntukkan ke seluruh daerah," kata Arief.

Ia berharap, semua kepala dinas yang menangani urusan pangan dapat mengoptimalkan pemanfaatan anggaran dekonsentrasi tersebut untuk mendukung kegiatan stabilisasi pasokan dan harga pangan serta pengendalian inflasi di wilayahnya, mengingat saat ini sudah mulai memasuki akhir tahun.

Arief mengakui saat ini pasokan cabai rawit merah ke Pasar Induk Kramat Jati mengalami penurunan sekitar 6 persen karena sumber panen di daerah sentra produksi mengalami penurunan.

Namun, pasokan ke pasar tersebut masih relatif normal di kisaran 30 ton per hari. Untuk menopang stabilitas pasokan dan harga cabai di Pasar Induk, Bapanas juga melakukan Fasilitasi Distribusi Pangan (FDP) dari daerah surplus ke daerah defisit.

Sementara itu, Deputi 1 Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan NFA I Gusti Ketut Astawa mengatakan, pihaknya akan segera menambah pasokan ke Pasar Induk Kramat Jati melalui skema FDP dengan bersinergi dengan Kementerian Pertanian dan para gapoktan cabai di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

"Kami sudah berkoordinasi dengan berbagai pihak seperti Kementan dan para gapoktan champion cabai untuk terus memasok ke pasar, hari ini akan segera dipasok 3 hingga 5,5 ton." ujat Ketut.

Di sisi lain, Bapanas juga tengah membangun stabilitas pasokan dan harga pangan melalui penguatan sarana dan prasarana penyimpanan seperti cold storage.

Pada 28 Oktober 2023 lalu Bapanas telah meresmikan fasilitas gudang penyimpanan (cold storage) di Pelabuhan Roro Dompak, Tanjung Pinang, Kepulauan Riau.

Pembangunan fasilitas tersebut ditujukan untuk mendukung gerakan tanam cabai yang dilakukan di Kepulauan Riau sehingga produk hasil panen dapat disimpan hingga sekitar tiga bulan.

Fasilitas sejenis juga telah dibangun di beberapa wilayah yaitu Aceh, Sumatra Barat, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Barat.

Baca juga artikel terkait HARGA CABAI NAIK atau tulisan lainnya dari Hanif Reyhan Ghifari

tirto.id - Bisnis
Reporter: Hanif Reyhan Ghifari
Penulis: Hanif Reyhan Ghifari
Editor: Reja Hidayat