Menuju konten utama

Harga Bahan Pokok Disebut Mahal, Gubernur BI: Indikatornya apa?

"Kalau ada ibu-ibu bilang harga mahal saya enggak tahu indikatornya apa, ini kan data BPS di survei dari ratusan komoditas. Kita juga melakukan survei".

Harga Bahan Pokok Disebut Mahal, Gubernur BI: Indikatornya apa?
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan hasil Rapat Dewan Gubernur di kantor pusat BI, Jakarta, Kamis (27/9/2018). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

tirto.id - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memastikan bahwa inflasi di awal tahun 2019 masih terkendali. Karena itu lah, menurut dia, seharusnya tak ada lagi keluhan bahwa harga bahan pokok kini lebih mahal.

Hal itu ia sampaikan untuk menepis isu yang disampaikan politisi bahwa banyak ibu-ibu yang mengeluh lantaran harga-harga naik. Sebab, berdasarkan data Badan Pusat Stasitik (BPS), yang terjadi saat ini justru sebaliknya.

Sepanjang Februari lalu, catat BPS, terjadi deflasi sebesar 0,08 persen dan membuat inflasi tahun kalender berada di angka 0,24 persen.

"Kalau ada ibu-ibu bilang harga mahal saya enggak tahu indikatornya apa, ini kan data BPS di survei dari ratusan komoditas. Kita juga melakukan survei," ujarnya di Hotel Darmawangsa, Jakarta Selatan, Senin (4/3/2019).

Rilis BPS terkait inflasi tersebut, menurut Perry, juga tak berbeda jauh dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) yang disurvei BI. IHK merupakan ukuran biaya keseluruhan barang dan jasa yang dibeli oleh konsumen sert digunakan BI untuk mengamati perubahan dalam biaya hidup sepanjang waktu.

Sepanjang Februari, kata Perry, inflasi masih terkendali dalam kisaran sasaran inflasi 2019 sebesar 3,5±1 persen (yoy) sejalan dengan perkembangan IHK Februari 2019 yang mencatat deflasi.

IHK pada Februari 2019 juga mengalami deflasi 0,08 persen (mtm), turun dibandingkan dengan perkembangan bulan lalu yang mengalami inflasi 0,32 persen (mtm).

Deflasi IHK bersumber dari deflasi kelompok volatile food sedangkan kelompak inti dan kelompok administered price mencatat inflasi yang rendah. Inflasi IHK secara tahunan mencapai 2,57 persen (yoy), melambat dari perkembangan bulan lalu sebesar 2,82 persen (yoy).

"Di berbagai daerah itu juga semua terkendali kecuali di beberapa daerah yang ada gempa dan bencana," tutur mantan Direktur Eksekutif, South East Asia Voting Group (SEAVG) tersebut.

Baca juga artikel terkait HARGA BAHAN POKOK atau tulisan lainnya dari Hendra Friana

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Hendra Friana
Penulis: Hendra Friana
Editor: Irwan Syambudi