tirto.id - Saksi kasus merintangi penyidikan e-KTP Setya Novanto membantah keterangan saksi sekuriti RS Medika Permata Hijau yang diminta mengambil modem miliknya yang jatuh saat tiba di RS.
Setnov menegaskan tidak mempunyai modem wifi saat dikonfirmasi hakim. Ia malah mengaku tidak terlalu peduli dengan teknologi sehingga tidak bisa menggunakan modem.
"Waduh nggak tahu. Yang jelas saya jadi gak pernah megang modem saya itu. Saya termasuk gaptek," kata Novanto saat bersaksi di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Jumat (27/4/2018).
Dalam persidangan beberapa waktu yang lalu, saksi sekuriti RS Medika Permata Hijau menyebut Setya Novanto sadar saat dibawa ke rumah sakit. Salah satu sekuriti RS Medika Permata Hijau, Abdul Aziz menyebut Novanto menyadari wifi (alat telekomunikasi untuk menghubungkan ke internet) miliknya terjatuh. Saat itu, Novanto meminta kepada salah satu rekan sekuriti RS Medika untuk mengambil wifi yang terjatuh tersebut.
Setelah mengambil wifi, Novanto pun langsung dibawa ke ruang VIP 323. Ia tidak dibawa ke kamar UGD seperti penanganan medis pasien lain. Saat dibawa ke kamar, Novanto menutup mukanya dengan kain.
Novanto bersaksi dirinya tidak memegang modem wifi. Novanto mengaku seluruh perlengkapannya dipegang oleh ajudan selama menjadi Ketua DPR. Mantan Ketua Fraksi Partai Golkar ini pun menyebut, ajudan pun sampai memegang handphone pribadi selama beraktivitas. "Saya nggak pegang handphone," kata Novanto.
Novanto menyebut dirinya tidak mengenal petugas keamanan di RS Medika Permata Hijau. Ia membantah mengingat sekuriti di rumah sakit. Ia pun tidak pernah menjatuhkan modem karena tidak punya modem.
Hakim pun mengonfirmasi kembali kebenaran kabar modem Novanto jatuh di rumah sakit. Novanto menyebut dirinya tidak mengingat kejadian saat dibawa ke rumah sakit. Ia pun tidak ingat siapa yang membawanya ke rumah sakit. "Mohon maaf nggak ingat, Yang Mulia. Saya nggak ingat," kata Novanto.
Novanto pun membantah menutup muka dengan selimut. Ia mengaku tidak ingat menutup muka dengan selimut. "Waduh nggak inget itu. Saya tahu-tahu ingat cuma ada dokter tinggi mengenalkan diri Bimanesh. Itu aja. Saya ingatannya juga masih samar-samar," kata Novanto.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Maya Saputri