tirto.id - Ferdinan Manalu sebagai Simpul Komunitas Mahasiswa Universitas Mpu Tantular (UMT) mengajukan hak jawab atas pemberitaan kami yang berjudul Merasa Tertipu di Acara Rembuk Nasional Aktivis 98 yang terbit pada 10 Juli 2018: "Merasa Tertipu di Acara Rembuk Nasional Aktivis 98"
Keberatan lengkapnya sebagai berikut (dengan suntingan):
1. Tidak ada nama "Fatur" sebagai mahasiswa UMT yang ikut dalam rembuk mahasiswa UMT.
2. Tidak dibenarkan kaos yang digunakan mahasiswa UMT bertulis nama seorang caleg. Kaos yang digunakan oleh mahasiswa UMT bertuliskan "Komunitas Mahasiswa Universitas Mpu Tantular".
3. Pemberangkatan mahasiswa UMT, dari kampus UMT gedung A. Jln Cipinang Besar No. 2, langsung ke Kemayoran tempat acara berlangsung.
4. Tidak benar ada tulisan di secarik kertas ukuran A4 di bus bertuliskan Rombongan Tebet.
Atas pemberitaan ini, kami mahasiswa Universitas Mpu Tantular [meminta] agar Tirto menayangkan klarifikasi berita tersebut dikarenakan mencoreng almamater kami.
Kami bergerak bukan karena uang Rp100 ribu seperti pemberitaan Tirto. Namun kami bergerak karena ide dan gagasan yang sama dengan senior-senior kami, yaitu: melawan radikalisme, intoleransi dan terorisme.
Ferdinan Manalu (simpul KM. UMT)
Jawaban redaksi
1. Kami pastikan narasumber Fathur benar-benar ada. Kami tak mungkin menayangkan berita khayalan.
Sumber anonim/bukan identitas asli diperbolehkan dalam pers. Kendati demikian, pernyataan sumber anonim tidak serta merta bisa dimuat begitu saja. Verifikasi wajib dilakukan untuk membuktikan (1) dia memang peserta dan hadir di acara tersebut dan (2) dia memang mahasiswa Universitas Mpu Tantular.
Sebelum naskah ditayangkan, Fatur sudah mengirimkan bukti berupa foto yang memperlihatkan dia memang hadir dalam acara tersebut dan menggunakan kaos yang sama dengan rombongan "KM UMT" (foto itu -- yang bagian wajahnya sudah kami buramkan -- sudah kami perlihatkan kepada Sdr. Ferdinan Manalu dalam pertemuan di redaksi Tirto pada 30 Juli 2018). Selain itu, dia juga menyebutkan nama lengkap, jurusan dan angkatannya yang -- setelah kami validasi melalui database mahasiswa milik FORLAP DIKTI -- seluruh keterangannya tentang biodata kemahasiswaannya di UMT memang valid.
Dalam komunikasi antara Sdr. Ferdinan Manalu KM UMT di kantor Tirto, KM UMT meminta Tirto membuka identitas yang sebenarnya dari narasumber tersebut. Kami sudah sampaikan tidak bisa mengungkap siapa nama sebenarnya narasumber kami itu. Dalam Pasal 7 Kode Etik Jurnalistik ini disebut dengan hak tolak.
2. Dalam berita kami memang tidak ada satu pun kalimat yang menjelaskan kalau para mahasiswa pakai kaos yang tercetak nama caleg. Wajah/nama caleg baru dilihat Fatur ketika sudah sampai di lokasi, tertempel pada mobil.
Fatur menjelaskan kalau dia diberi kaos hitam dengan tulisan "98: 20 Tahun Reformasi" pada bagian depan. Dia memperlihatkan bentuk kaosnya lewat sebuah foto. Kaos ini banyak diunggah media massa lain yang meliput acara sebagai foto berita. Di bagian belakang ada cetakan berbunyi "Komunitas Mahasiswa UMP" dan pernyataan sikap: "Demi NKRI, Demi Kemanusiaan. Lawan!!! Intoleransi, Radikalisme, Terorisme".
3. Dalam artikel memang dijelaskan demikian: dari UMT, langsung ke Kemayoran.
4. Kami mengkonfirmasi lagi ke Fatur. Ia memastikan kalau memang ada tempelan bertuliskan "Rombongan Tebet". Dia tidak ingat persisnya metromini trayek apa, namun masih ingat kertas ditempel di bagian depan.
Tentang bantahan mengenai "uang Rp100 ribu", Fatur memang tidak ikut karena iming-iming uang. Seperti yang kami tulis di artikel, dia mengklaim baru tahu ada pembagian uang ketika dalam perjalanan ke Kemayoran. Dia juga tidak mempermasalahkan isu yang dibawa, yang ia sayangkan ternyata pada akhirnya forum itu mendeklarasikan dukungan kepada Jokowi, sesuatu yang ia merasa tidak pernah mendengar hal itu sebelumnya dalam sosialisasi atau ajakan untuk datang ke acara tersebut.
Pernyataan Wahab Tolehu, juru bicara Rembuk Nasional Aktivis 98, seperti dimuat dalam naskah, mengatakan orang seperti Fatur merasa tertipu karena ia tidak "mengikuti dinamika forum dari awal".
Saat berdialog dengan redaksi Tirto pada 30 Juli 2018, Ferdinan mengatakan pemberitaan tersebut mencoreng nama baik KM UMT karena digoreng oleh kelompok-kelompok tertentu untuk mendiskreditkan KM UMT. Ferdinan juga menyesalkan Tirto yang hanya meminta tanggapan atau konfirmasi dari juru bicara Rembuk Nasional Aktivis 98 saja, tapi tidak meminta konfirmasi dari KM UMT. Untuk itu kami meminta maaf karena belum menyertakan konfirmasi dari KM UMT saat naskah "Merasa Tertipu di Acara Rembuk Nasional Aktivis 98" itu tayang.
Terima kasih.