tirto.id - Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Habiburokhman, memuji pidato Ketua DPR, Puan Maharani, dalam Sidang Tahunan 2024 di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (16/8/2024). Habiburokhman menilai pidato Puan sangat lengkap dan berisi kritik dan autokritik.
Menurut Habiburokhman, pidato Puan tak bikin peserta sidang mengantuk. Ia pun memuji Puan sebagai sosok negarawan kekinian.
"Pidatonya Mba Puan itu luar biasa lengkap, ya. Critical, semua pihak termasuk otokritik ke diri kita sendiri. Benar-benar Mba Puan adalah sosok negarawan kekinian. Pidatonya enggak bikin ngantuk, tapi sarat informasi dan sarat dengan harapan-harapan," kata Habiburokhman.
Wakil Ketua Umum Gerindra itu juga mengaku terharu mendengar pidato Presiden Jokowi. Terutama, kata dia, ketika Jokowi menyampaikan permohonan maafnya kepada rakyat Indonesia.
"Pidato Pak Jokowi, tadi saya cukup terharu. Beliau menyampaikan permohonan maaf kepada kita semua, kepada bangsa Indonesia," tutur Habiburokhman.
Habiburokhman mengatakan Presiden Jokowi menyadari bahwa dirinya tak bisa memenuhi seluruh harapan rakyat Indonesia. Menurut Habiburokhman, permintaan maaf Jokowi itu menunjukkan sosok negarawan sejati.
"Beliau mengatakan sudah melakukan yg terbaik. Tetapi beliau sadar mungkin belum bisa memenuhi seluruh harapan bangsa Indonesia. Itulah sikap negarawan sejati yang sangat kami apresiasi sikap Jokowi tadi," kata Habiburokhman.
Ia pun berharap agar menjadi Presiden Terpilih 2024, Prabowo Subianto, menjadi pemimpin laiknya Presiden Jokowi. "Kita berharap kepemimpinan ke depan, Pak Prabowo, bisa minimal sama baiknya dgn Pak Jokowi atau bahkan lebih baik dari Pak Jokowi," kata Habiburokhman.
Dalam pidatonya, Puan bicara soal demokrasi, pemilu, hingga kesetaraan hak laki-laki dan perempuan dalam hal apapun.
Misalnya soal Pemilu 2024, Puan meminta semua pihak agar ajang lima tahunan itu menjadi autokritik. Ia menekankan, kualitas pemilu bukan hanya soal partisipasi rakyat, namun juga perihal kebebasan rakyat untuk memilih calon pemimpin yang mereka kehendaki.
"Yaitu apakah rakyat dapat memilih dengan bebas, jujur, adil, tanpa paksaan dan tanpa dikendalikan, dan tanpa rasa takut,” ucap Puan dalam Sidang Bersama DPR dan DPD 2024, di Senayan, Jakarta, Jumat (16/8/2024).
Puan menyatakan bahwa pelaksanaan pemilu bagi rakyat adalah sebuah pesta demokrasi. Rakyat harus dianggap penting bagi para peserta pemilu, maka menyenangkan hati pemilih menjadi suatu hal yang penting.
Penulis: Fransiskus Adryanto Pratama
Editor: Anggun P Situmorang