tirto.id - Ketua Umum Patriot Garuda Nusantara (PGN) Nurul Arifin, atau yang akrab dipanggil Gus Nuril, mengatakan bahwa bendera yang dibakar di Garut, Jawa Barat, beberapa waktu lalu bukan merupakan bendera tauhid. Pasalnya, menurut dia, di dunia ini tak ada yang namanya bendera tauhid.
"Tidak ada bendera tauhid. Yang ada kalimat tauhid. Bendera tauhid tidak ada di dunia mana pun. Yang ada kalimat tauhid itu ditempelkan di kain, dan kemudian dijadikan bendera kerajaan Arab Saudi, Al-Qaeda, ISIS, Al-Nusro, meskipun tidak ada tulisan HTI," katanya di depan kantor PBNU, Jumat (26/10/2018).
"Sekarang kita tahu kan siapa yang memperkenalkan bendera bertuliskan kalimat tauhid?" lanjutnya.
Pernyataan ini disampaikan Gus Nuril guna merespons beberapa pihak yang mengklaim bahwa bendera yang dibakar adalah bendera tauhid.
Namun, kata Gus Nuril, di dalam agama Islam tak ada yang namanya bendera tauhid. Ia justru menyebutnya bendera itu sebagai 'bendera liwa' atau 'bendera roya'.
"Setiap orang yang mengibarkan bendera liwa atau bendera roya, itu artinya mengibarkan bendera perang. Kepada siapa? Mau ajak perang ke siapa?," katanya.
"Kalau mau ajak perang ke bangsa Indonesia, kami siap berada di depan, PGN, Banser, Ansor, Pagar Nusa, dan semua elemen NU akan bangkit berdiri memenuhi panggilan ibu pertiwi," lanjutnya.
Gus Nuril sore itu memang datang langsung ke PBNU dari Semarang karena ingin membantu menjaga kantor PBNU ketika mendengar kabar akan ada aksi massa terkait pembakaran bendera.
Gus Nuril dikenal juga sebagai salah satu sesepuh di Banser dan pernah memimpin Pasukan Berani Mati di era Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menjadi Presiden RI.
Penulis: Haris Prabowo
Editor: Alexander Haryanto