tirto.id - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sedang mengkaji pembuatan aplikasi transportasi daring yang bakal menjadi pesaing Go-Jek dan Grab. Proyek yang diklaim sebagai usulan dari sejumlah aliansi pengemudi daring itu bakal menggandeng PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk dalam pembuatannya.
Grab Indonesia pun memberikan tanggapannya terkait rencana pengembangan aplikasi transportasi daring berpelat merah itu. Managing Director Grab Indonesia, Ridzki Kramadibrata, mengungkapkan bahwa mereka menyambut baik rencana pemerintah tersebut.
“Langkah ini memungkinkan masyarakat untuk memilih layanan transportasi terbaik, dimana level of playing field [kesetaraan area berusaha] dan kepuasan konsumen tetap diutamakan,” ujar Ridzki dalam keterangannya kepada Tirto pada Senin (17/9/2018) malam.
Menurut Ridzki, Grab Indonesia sangat membuka diri untuk bekerjasama dengan pemerintah dalam peningkatan sistem transportasi publik. Ia pun turut menekankan komitmennya dalam membina komunitas mitra pengemudi guna memenuhi kebutuhan masyarakat akan transportasi yang aman, nyaman, serta terjangkau.
“Kami percaya bahwa objektif kita bersama untuk menjadikan layanan transportasi menjadi lebih efisien, dan memungkinkan seluruh masyarakat dapat menikmati layanan transportasi yang aman dan nyaman,” kata Ridzki.
Senada dengan Grab Indonesia, Go-Jek juga mengaku menghargai inisiatif yang dilakukan pemerintah. Go-Jek meyakini rencana tersebut memiliki semangat untuk mengutamakan kepentingan mitra dan konsumen dalam konsep kolaborasi.
Chief Corporate Affairs Go-Jek, Nila Marita, menilai pengembangan teknologi aplikasi seperti yang dilakukan perusahaannya memang memerlukan ekosistem yang mendukung. Untuk itu, Nila berharap rencana pemerintah tersebut sekaligus dapat memberikan pemahaman serta keahlian yang mendalam supaya dapat memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat.
“Kami berharap pemerintah dapat terus berperan dalam memastikan iklim usaha dan investasi yang kondusif di sektor transportasi,” ungkap Nila.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub, Budi Setiyadi, mengatakan bahwa aplikasi tersebut dapat menjadi solusi dari berbagai masalah kemitraan yang selama ini kerap terjadi antara pengemudi dengan perusahaan aplikator.
“Para pengemudi merasa penghasilan mereka tidak lagi seperti dulu, padahal kontribusi [setoran] mereka terhadap aplikator jalan terus. Persaingan antar pengemudi sendiri semakin ketat, sehingga orderan berkurang,” jelas Budi kepada Tirto pada Minggu (16/9/2018).
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Maya Saputri