tirto.id - Ketua Gerakan Pemuda (GP) Ansor, Yaqut Cholil Qoumas menyatakan organisasinya memutuskan untuk mendukung pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat di putaran kedua Pilkada DKI Jakarta 2017.
Yaqut menyatakan dukungan ini setelah pengurus salah satu sayap organisasi Nahdlatul Ulama (NU) bertemu dengan Ahok-Djarot di Kantor GP Ansor Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, pada Jumat (7/4/2017).
Meskipun demikian, Yaqut mengklaim dukungan organisasinya itu bukan karena kepentingan politik melainkan demi urusan kebangsaan. Menurut dia, kedatangan Ahok-Djarot ke kantor GP Ansor juga tidak untuk mencari dukungan ke organisasunya, tapi hanya sekedar silaturahmi.
"Itu resmi berniat silaturahim, kami sebagai umat Islam, apalagi warga NU, selalu diajarkan orang tua kyai untuk menjalin tali silaturahmi. Di luar, dikatakan kafir, yang jelek-jelek itu kafir, sorry, babi gitu kan (maksud Yaqut ialah Ahok), ternyata hari ini mencontohkan apa yang diajarkan orang tua dan kyai (menjalin silaturahmi)," kata Yaqut.
Menurut Yaqut, dukungan GP Ansor ke Ahok-Djarot dilatarbelakangi pertimbangan bahwa persaingan memerperbutkan kursi DKI 1 semakin mengarah pada kemunculan ancaman bagi kesatuan bangsa dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Saya akan bertanggung jawab atas pernyataan ini. Ansor menilai perkembangan politik akhir-akhir ini bukan soal DKI, tapi ancaman bagi Indonesia," kata Yaqut.
Sementara itu, Ketua umum GP Ansor DKI Jakarta, Abdul Aziz menambahkan organisasinya telah mengaktifkan posko di 47 titik kelurahan. Posko-posko itu berada di Jakarta Selatan (21 titik), Jakarta Timur (16 titik) dan Jakarta Utara (10 titik)
Aziz mengatakan organisasinya membentuk 47 posko tersebut untuk membendung ancaman intimidasi atas nama agama di pelaksanaan putaran kedua Pilkada DKI Jakarta. Aziz khawatir Pilkada DKI Jakarta diwarnai intimidasi atas nama agama dari kelompok-kelompok garis keras demi memenangkan kandidat yang mereka dukung.
"Posko kami siap kawal pilkada damai tanpa intimidasi. Ansor menolak Cagub yang didukung kelompok garis keras," kata Aziz. "Kalau sudah merusak tatanan NKRI, kami akan turun dan lawan."
Pembentukan posko-posko itu, menurut Aziz, sudah melalui koordinasi dengan pihak kepolisian. GP Ansor akan menangani aduan warga yang merasa diintimidasi karena mendukung Ahok-Djarot.
Di tempat yang sama, Djarot bersepakat dengan alasan GP Ansor dalam mendukung dia dan Ahok. Menurut Djarot, tugas merawat kebhinekaan derajatnya sama dengan pemberantasan korupsi, terorisme dan narkoba.
Djarot mengimbuhkan selama ini banyak negara asing justru belajar dari Indonesia mengenai pengalaman dalam merawat keragamaan dan perbedaan di antara sesama anak bangsa.
Penulis: Chusnul Chotimah
Editor: Addi M Idhom