tirto.id - Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Cirebon membagikan 444 lembar sarung kepada pengguna jalan yang melintas di Kota Wali itu secara cuma-cuma dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional (HSN) yang jatuh pada Sabtu (22/6/2016).
Ketua GP Ansor HM Ujang Busthomi mengatakan bahwa tujuan diselenggarakannya kegiatan tersebut bukan hanya untuk mengingat HSN, namun juga agar masyarakat selalu menghargai perjuangan para ulama dan santri dalam memerdekakan Indonesia.
"Masyarakat harus tahu HSN ini bukan hanya seremoni, namun penetapan HSN ada sebuah perjuangan para ulama dan santri dalam resolusi jihad, untuk merebut NKRI," kata Ujang kepada Antara.
Sekretaris GP Ansor Kabupaten Cirebon Uyi Mashruri Whid menyebut pembagian 444 lembar sarun itu adalah salah satu sinkronisasi antara bacaan "Salawat Nariah" yang dibaca pada malam hari dalam peringati HSN. "Tadi malam kami membaca sebanyak 444 salawat nariah dan pembagian sarung ini jumlahnya mengikuti bacaan itu," jelasnya.
Berbeda dengan di Cirebon, Santri dari berbagai pondok pesantren di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur pada hari ini memperingati Hari Santri Nasional (HSN) dengan menggelar kirab budaya dan bakti sosial pengobatan gratis. Kirab budaya ini mengusung gagasan Islam Nusantara, dengan berkeliling kota dari area Monumen Arek Lancor Pamekasan.
Bupati Pamekasan Achmad Syafii melepas kirab budaya Islam Nusantara ini. "Santri merupakan salah satu elemen penting dalam sejarah perjuangan bangsa ini dan oleh karenanya pemerintah memberikan penghargaan khusus bagi para santri," katanya.
Achmad Syafii menyatakan, dengan adanya Hari Santri Nasional ini, diharapkan peran santri dalam berbagai kehidupan berbangsa dan bernegara akan lebih optimal. Santri diharapkan bisa menempati posisi strategis di pemerintahan, sehingga dengan cara itu, misi santri sebagai penyebar kebaikan dan kebenaran dalam berbagai ranah kehidupan berbangsa dan bernegara bisa lebih efektif.
"Selamat Hari Santri Nasional," ucapnya.
Kirab budaya Islam Nusantara oleh ribuan santri dari berbagai pondok pesantren di Pamekasan itu mulai dari Monumen Arek Lancor menuju Jalan Pangeran Diponegoro, Segara, R Abd Azis, Trunojoyo dan kembali ke monumen Arek Lancor Pamekasan. Menurut Ketua Panitia Pelaksana Ilyas, selain memeriahkan Hari Santri Nasional, kirab budaya ini juga dimaksudkan untuk mengingat sejarah perjuangan santri saat mengusir penjajah dari bumi Nusantara ini.
Hal yang serupa diungkapkan oleh Ketua Umum PBNU Said Aqil Siraj di tempat terpisah, bahwa "Hari ini keluarga NU dan rakyat Indonesia, memperingati peristiwa mengenang jasa ulama dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari rongrongan penjajah,” ungkapnya saat menghadiri HSN 2016 di halaman Monumen Nasional, Jakarta, Sabtu (22/10/2016).
Said juga berharap perjuangan kaum santri di masa awal kemerdekaan Indonesia mampu diaktualisasikan di masa kini yaitu dengan menolak terorisme, radikalisme, gerakan ekstrim, melawan kemiskinan dan memerangi peredaran narkoba.
Penulis: Akhmad Muawal Hasan
Editor: Akhmad Muawal Hasan