tirto.id - Google Indonesia hari ini menampilkan doodle dengan gambar perempuan berkaca mata mengenakan kebaya yang terlihat sedang menyanyi dan anak-anak yang dengan seksama mendengarkannya, untuk merayakan kelahiran Saridjah Niung ke-109. Orang banyak mengenalnya dengan nama Ibu Soed.
Panggilan Ibu Soed sendiri didapatkan saat ia menjadi istri dari Raden Bintang Soedidjo. Perempuan kelahiran Sukabumi, 26 Maret 1908 dikenal sebagai seorang pemusik, guru musik, pencipta lagu anak-anak serta seniman batik Indonesia.
Ia putri bungsu dari 12 bersaudara. Kemahirannya di bidang musik menarik perhatian seorang Indo-Belanda, J.F. Kramer, yang kemudian mengangkatnya sebagai anak. Ibu Soed lalu mempelajari seni musik dan suara serta terus memperdalamnya hingga akhirnya bisa mencipta lagu.
Setelah mempelajari seni musik, Ibu Soed bersekolah di Hoogere Kweek School untuk mendalami ilmu di bidang seni suara dan musik. Ia kemudian mengajar di Sekolah Hindia Belanda (HIS). Dia prihatin melihat anak-anak Indonesia yang tampak kurang gembira. Inilah yang membuatnya berpikir untuk menciptakan lagu-lagu ceria.
"Burung Kutilang", "Tik-Tik Bunyi Hujan" dan "Nenek Moyang" termasuk dalam deretan lagu-lagu populer karyanya selain lagu wajib nasional seperti "Tanah Airku" dan "Berkibarlah Benderaku".
Selain mencipta lagu, Ibu Soed juga mengajar anak-anak bernyanyi dalam Bahasa Indonesia. Bukan hanya lagu, Ibu Soed pernah menulis naskah sandiwara dan mementaskannya. erempuan yang aktif dalam pergerakan nasional ini juga pernah menjadi sasaran aksi penggeledahan pasukan Belanda pada 1945.
Lantaran kemahirannya bermain biola, Ibu Soed turut mengiringi lagu Indonesia Raya bersama W.R Supratman saat lagu itu pertama kalinya dikumandangkan di acara Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928.
Ibu Soed juga mendapatkan penghargaan Satya Lencana Kebudayaan dari pemerintah Indonesia dan MURI. Ia meninggal pada 1993, di usia yang menginjak 85 tahun.
Penulis: Yantina Debora
Editor: Yantina Debora