tirto.id - Pasca-penetapan resmi status Setya Novanto sebagai tersangka kasus e-KTP, Partai Golkar belum ada rencana untuk mengganti Setya Novanto sebagai Ketua DPR ataupun Ketua Umum Partai Golkar.
Lebih lanjut, Golkar juga tidak mau berkomentar terhadap adanya kemungkinan untuk melakukan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) dalam waktu dekat. Hal ini dinyatakan oleh Bambang Soesatyo dan Agus Gumiwang Kartasasmita pada Kamis (20/7/2017).
Pada saat jeda rapat paripurna ke-32 DPR RI, Agus Gumiwang selaku sekretaris fraksi Partai Golkar menyatakan bahwa sampai saat ini tidak ada wacana dari Partai Golkar untuk menggantikan posisi Setya Novanto. Menurutnya, hal ini tidak perlu dibicarakan karena masih ada langkah-langkah hukum yang akan dijalankan oleh Setya Novanto, seperti pra peradilan. Agus pun enggan menjawab lebih lanjut ketika ditanyakan bagaimana langkah Partai Golkar apabila pra peradilan Setya Novanto tidak diterima.
“Jangan kita misal-misal, kalau bicara yang lain (hal lain selain pra peradilan Novanto), kita siap,” katanya. “Ngapain kita bicara itu, nggak ada gunanya kita bicara itu.”
Di kesempatan berbeda, Bambang Soesatyo selaku Ketua Komisi III dari DPR RI menyatakan tidak khawatir terhadap penetapan resmi status tersangka yang disandang oleh Setya Novanto. Menurut Bambang, masalah ini biasa terjadi pada Partai Golkar dan tidak menjadi masalah yang serius, apalagi mempengaruhi elektabilitas partai.
”Emang ada pengaruh khusus?” katanya menegaskan. “Dulu waktu Akbar Tandjung, nggak ada urusan kita, nomor satu malah (elektabilitasnya).”
Lebih dari itu, Partai Golkar mengaku tidak ada masalah di dalam tubuh internal Partai Golkar. Ia menyatakan bahwa nasib Partai Golkar tidak akan sama seperti Partai Demokrat ketika diterpa isu Anas Urbaningrum yang terjerat korupsi. Saat itu, pamor Partai Demokrat langsung turun, tetapi Bambang menilai bahwa Partai Golkar tidak akan mengalami nasib sama karena jam terbang yang berbeda.
“Demokrat baru berapa tahun? Kita udah puluhan tahun. Beda,” tegasnya. “Menilai Golkar gampang saja. Barometernya ada di fraksi. Kalau fraksi santai-santai saja.”
Terkait akan adanya Munaslub atau tidak dalam rangka untuk menggantikan Novanto, Bambang hanya menjawab singkat. “Tidak,” katanya.
Sementara itu, Ketua DPR RI Setya Novanto menolak adanya tanya-jawab tersangkut kasus yang menerpa dirinya. Dalam jeda istirahat rapat paripurna ke-32 tentang RUU Penyelenggaraan Pemilu, Novanto memilih untuk beristirahat dalam ruang rapat Panja Paripurna Gedung Nusantara II DPR RI secara tertutup.
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Yuliana Ratnasari