Menuju konten utama

Golkar Rilis 17 Nama Anggotanya yang Dinilai Bebas Korupsi

Menurut Doli, pihaknya mempertimbangkan tiga hal untuk menetapkan nama-nama tersebut.

Golkar Rilis 17 Nama Anggotanya yang Dinilai Bebas Korupsi
Ketua Generasi Muda Partai Golkar (GMPG) Ahmad Doli Kurnia (tengah) bersama sejumlah kader berpose seusai mendeklarasikan Golkar Bersih, di kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Selasa (25/7). ANTARA FOTO/Galih Pradipta

tirto.id - Generasi Muda Partai Golkar (GMPG) merilis tujuh belas nama politisi Golkar yang mereka anggap bebas dari korupsi sebagai bagian dari Gerakan Golkar Bersih.

"Dalam edisi pertama ini kami akan merilis nama tokoh, senior, kawan yang berada di DPP partai Golkar," kata Ketua GMPG Ahmad Doli Kurnia dalam konferensi pers di Rumah Makan Sederhana, SCBD, Jakarta Selatan, Selasa (8/8/2017).

Tujuh belas nama tersebut, yakni Yorrys T Raweyai, Nusron Wahid, Kahar Muzakir, Letjen TNI H. Loedewich F. Paulus, Airlangga Hartarto, Ibnu Munzir, Indra Bambanh Utoyo, Agus Gumiwang Kartasasmita, Zainudin Amali, Eni M Sarasih, Bambang Soesatyo, Andi Sinulingga, Gatot Surdjito, M Sarmuji, TB Ace Hasan Syadzily, Ichsan Firdaus, dan Ridwan Hisyam.

Baca: "Kekebalan" Hukum Setya Novanto Berakhir di Kasus e-KTP

Menurut Doli, pihaknya mempertimbangkan tiga hal untuk menetapkan nama-nama tersebut. Pertimbangan pertama, menurut Doli adalah nama-nama ini mendukung gerakan pembaharuan kepemimpinan di dalam tubuh partai Golkar.

"Pandangan kami sama bahwa partai Golkar saat ini mengalami pemerosotan elektabilitas di masyarakat. Citra negatifnya juga semakin luas karena ditersangkakannya ketua umum kami Setya Novanto," kata Doli.

Pertimbangan kedua, menurut Doli nama-nama ini tidak mendukung secara terbuka upaya mobilisiasi, konsolidasi, yang dilakukan oleh kepemimpinan secara kolektif selama ini oleh DPP, Dewan Pakar, Dewan Pertimbangan, yang memberikan dukungan kepada Setya Novanto untuk tetap menjadi ketua umum Golkar.

"Bagi kami, dan berulangkali telah kami sampaikan, itu gagal fokus. Jadi tagline soal Golkar solid itu gagal fokus dan justru menambah beban citra partai di masyarakat yang seolah olah partai ini secara kolektif pula memberikan dukungan kepada tersangka korupsi," kata Doli.

Baca: KPK Klarifikasi ke Akom Soal Penerimaan Aliran Dana e-KTP

Sementara pertimbangan ketiga, menurut Doli adalah mendengar dari jaringan, baik dari orang-orang yang beririsan dengan nama-nama tersebut, maupun dengan GMPG, bahwa selama ini mereka juga melakukan gerakan-gerakan walau tidak terbuka untuk adanya pergantian kepemimpinan di partai Golkar.

"Semua pertimbangan itu kami dapat dengan berbagai macam cara, salah satunya tujuh belas nama itu bertemu langsung dengan kami atau berkomunikasi langsung," kata Doli.

Tirto mencoba mengonfirmasi kepada Nusron Wahid atas namanya dalam daftar tersebut. Tapi, yang bersangkutan menyatakan enggan mengomentari hal itu.

Baca: Akom Peringatkan Ical Soal e-KTP Sebab Khawatir Golkar Bubar

Perlu diketahui, Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto saat ini tengah tersangkut kasus korupsi e-KTP dan ditetapkan oleh KPK sebagai tersangka pada 17 Juli lalu. Setelah penetapan tersebut, secara estafet terjadi rapat pleno pengurus DPP Golkar dan rapat dengan Dewan Pertimbangan Golkar.

Dari kedua rapat itu Setya Novanto disepakati tetap sebagai ketua umum Golkar dengan mandat pelaksana harian pada Ketua Harian Nurdin Halid dan Sekjen Golkar Idrus Marham.

Baca juga artikel terkait KORUPSI E-KTP atau tulisan lainnya dari M. Ahsan Ridhoi

tirto.id - Politik
Reporter: M. Ahsan Ridhoi
Penulis: M. Ahsan Ridhoi
Editor: Alexander Haryanto