Menuju konten utama

Golkar Bahas Status Tersangka Setya Novanto dan Pilkada 2018

Partai Golkar bergerak cepat usai penetapan tersangka untuk Setya Novanto. Mereka pada hari ini menggelar Rapat Pleno di DPP untuk membahas langkah politik pascapenetapan tersangka untuk sang ketua umum, Setya Novanto.

Golkar Bahas Status Tersangka Setya Novanto dan Pilkada 2018
Ketua DPR Setya Novanto (tengah) mengangkat tangan didampingi Wakil Ketua DPR Fadli Zon (kiri) dan Agus Hermanto (kanan) seusai memberikan keterangan kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (18/7). ANTARA FOTO/M Agung Rajasa

tirto.id -

Partai Golkar menggelar Rapat Pengurus Pleno di DPP Golkar, Slipi, Jakarta Barat (18/7/2017) untuk membahas perkara penetapan Ketua Umum Partai Golkar sebagai tersangka kasus korupsi e-KTP dan strategi Pilkada 2018 mendatang.

"Jadi hari ini itu dua agenda besar, yang pertama adalah respon pada penetapan bung Setnov sebagai tersangka oleh KPK dan kedua kita melaporkan laporan tim pilkada partai Golkar," kata Sekjen Partai Golkar, Idrus Marham, di kantor DPP Golkar, Slipi.

Terkait perkara Novanto, Idrus menyampaikan pihaknya masih menunggu surat resmi dari KPK untuk dapat menentukan langkah hukum selanjutnya, termasuk langkah praperadilan.

"Kami katakan, pada hari ini kami belum menerima surat resmi penetapan resmi tersangka dari KPK, padahal itu bagaimana konstruksi hukumnya, DNA faktanya, karena itu menjadi pertimbangan dijadikan praperadilan atau tidak," kata Idrus.

Idrus meyakini, jika nanti praperadilan benar-benar diajukan, berdasarkan fakta hukum yang ada, seperti yang diungkap Novanto, akan diterima.
"Kalau dijadikan praperadilan berdasarkan fakta hukum, itu pasti dipenuhi, oleh karena itu, kami ingin surat penetapan bung Setnov tersangka KPK, sedapat mungkin diterima pak Setnov atau DPP Golkar," katanya.

Sementara mengenai Pilkada 2018, Idrus menyatakan akan dibahas hasil dari pertemuan di rumah Novanto tadi malam dan mendengar pendapat jajaran pengurus partai.

"Soal pilkada 2018, khusus yang pertama akan dijelaskan apa yang dibicarakan tadi malam, respon Golkar terhadap perspektif hukum dan politik, tentu kita mendengarkan pandangan jajaran pengurus partai Golkar" katanya.
Pada Senin (17/7) malam, di rumah Novanto, Idrus menyatakan Golkar tetap optimis memenangkan Pilkada 2018 yang diselenggarakan di 171 daerah.
"Di Pilkada 2017 kami masih mendapatkan 56 persen setelah ada perpecahan, di 2018 nanti kami tetap optimis karena sistem partai Golkar yang solid," kata Idrus di Rumah Setya Novanto, Wijaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan (17/7).
Senada dengannya, Nusron Wahid yang menjadi Ketua Koordinator Pemenangan Pemilu Wilayah Indonesia I Partai Golkar pun tetap optimis dapat memenangkan Pilkada 2018.
"InsyaAllah tetap optimis. Yang penting tetap usaha dan berdoa," kata Nusron di Wijaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan (17/7).
Nusron yang juga hadir dalam rapat di DPP Golkar hari ini, saat ditanya kembali mengenai Pilkada 2018 belum mau memberi keterangan.
"Ini kan dirapatkan dulu. Nanti ya setelah rapat," kata Nusron di DPP Golkar, Slipi, Jakarta Barat (18/7).
Begitu pula Nurul Arifin yang namanya masuk dalam bursa Pilkada Jawa Barat belum mau memberi komentar. "Saya rapat dulu," katanya di DPP Golkar, Slipi, Jakarta Barat (18/7).

Baca juga artikel terkait KORUPSI E-KTP atau tulisan lainnya dari M. Ahsan Ridhoi

tirto.id - Politik
Reporter: M. Ahsan Ridhoi
Penulis: M. Ahsan Ridhoi
Editor: Agung DH