tirto.id - Glenn Fredly menapaki karir sebagai musisi pada 1995. Dalam mengarungi dunia musik ia kerap terlibat aktivisme sosial mulai dari kebebasan berkespresi hingga lingkungan.
Sebuah konser yang digelar di Hard Rock Cafe Bali pada Oktober 2013, Glenn menunjukkan solidaritasnya kepada gerakan masyarakat yang menolak reklamasi Teluk Benoa.
“Saya mendedikasihan konser malam ini untuk sebuah move anak-anak muda di Bali. Saya lihat ketulusan movement itu dari cara mereka menyampaikan pesan. Tidak terkesan menggurui. Datang dari hati. Movement itu bernama saya buka baju,” katanya sebelum menyanyi. Kaos yang dikenakan tertulis ‘Tolak Reklamasi Bali’
Ia membuktikan diri sebagai sahabat aktivis. Mantan suami selebritas Dewi Sandra ini kembali lagi ke Bali empat tahun berikutnya pada 2017 dengan ikut dalam konser bertajuk United We Loud yang membawa misi penolakan reklamasi Bali.
“Saya sebagai pendatang. Kalian bisa bersenang-senang di Bali, kalian juga punya tanggung jawab menjaga Bali,” katanya.
Keterlibatannya dalam aktivisme di antaranya mewujud dalam sinematografi bertema toleransi. Bersama Angga Dwimas Sasongko, Glenn memproduseri film Filosofi Kopi dan Cahaya dari Timur: Beta Maluku yang diganjar penghargaan di Festival Film Indonesia 2014. Lagunya Sabda Rindu dan Nyali Terakhir jadi elemen utama film Surat dari Praha.