Menuju konten utama

Sejarah Hari Satelit Palapa: Kenapa Diperingati Setiap 9 Juli?

Tahun ini Hari Satelit Palapa dirayakan pada Jumat, 9 Juli 2021

Sejarah Hari Satelit Palapa: Kenapa Diperingati Setiap 9 Juli?
Astronot Dale A. Gardner memegang kertas bertulisan "For Sale" setelah Palapa B2 diperbaiki (1984). Palapa ialah nama bagi sejumlah satelit telekomunikasi geostasioner Indonesia. Nama ini diambil dari "Sumpah Palapa", yang pernah dicetuskan oleh Patih Gajah Mada dari Majapahit pada tahun 1334. FOTO/Wikipedia

tirto.id - Peringatan Hari Satelit Palapa setiap tahunnya dirayakan pada tanggal 9 Juli. Tanggal 9 Juli ini adalah untuk memperingati masa bersejarah peluncuran satelit pertama Indonesia, yaitu Satelit Palapa A1.

Tahun ini Hari Satelit Palapa dirayakan pada Jumat, 9 Juli 2021. Satelit ini bernama Palapa terkait dengan sumpah yang pernah diucapkan Gajah Mada. Ini adalah satelit pertama milik Indonesia yang jadi kebanggaan bagi Orde Baru.

Klaus G. Johannsen dalam Jalan Ke Bogor; Palapa dan Wanita Papua menulis, peluncuran satelit dari Satelit Palapa merupakan suatu peristiwa nasional yang mempunyai arti besar bagi Indonesia. Pejabat tertinggi pemerintahan terlibat dalam proyek yang mempertaruhkan gengsi nasional.

Dilihat dari sejarahnya, peluncuran satelit pertama Indonesia ini tepatnya pada 8 Juli 1976 pukul 19.31 waktu Florida, Amerika Serikat, atau 9 Juli 1976 pukul 06.31 WIB. Satelit Palapa 1 diluncurkan dengan roket peluncur Delta 2914 buatan McDonnell Douglas.
Satelit Palapa A1 adalah satelit Indonesia pertama. Satelit perdana ini diluncurkan pada 8 Juli 1976 dari Kennedy Space Center, Tanjung Canaveral, Amerika Serikat, kemudian dilepas di atas Samudera Hindia pada 83 derajat Bujur Timur (BT).

Pemerintah selanjutnya meluncurkan Satelit Palapa B1 melalui pesawat STS misi ke 7 Challenger pada 18 Juni 1983. Dibuat oleh perusahaan yang sama dengan Satelit Palapa A, satelit ini dioperasikan oleh stasiun pengendali di Elsegundo California yaitu Pusat Pengendali Operasi dan SPU (Stasiun Pengendali Utama) Cibinong dan Fillmore di Ventura City.

Pemerintah pada saat itu berharap proyek ini dapat menampung kebutuhan negara-negara di ASEAN. Satelit Palapa B1 berhenti beroperasi pada 1990.

Satelit Palapa B2 kemudian meluncur. Namun, satelit yang merupakan plan B dari Satelit Palapa B1 dalam peluncurannya mengalami kegagalan pada 3 Februari 1984. Hal ini dipicu karena motor perigee tidak dapat berfungsi maksimal.

Oleh karena itu, untuk menggantikan Satelit Palapa A1 dan Satelit Palapa A2 yang sudah habis masa pakainya, pemerintah akhirnya membuat proyek Satelit Palapa B2 Pengganti atau disingkat B2P.

Pada 20 Maret 1987 Satelit B2P diluncurkan secara konvensional melalui sistem roket seperti halnya satelit A1 dan A2. Hal ini merupakan imbas dari kecelakaan pesawat Challenger yang meledak di udara serta menewaskan kru pesawat. Peluncuran yang tadinya dijadwalkan pada 1986 ditunda hingga tahun 1987.

Pada 13 April 1990 dilakukan perbaikan pada Satelit Palapa B2. Dalam proyek ini, Sattel Technologies ditunjuk sebagai pelaksana. Satelit ini diluncurkan melalui Delta 6925 dan dinamakan Satelit Palapa B2R.

Hingga kemudian, Satelit Palapa B4 meluncur pada 14 Mei 1992, dan memiliki masa waktu beroperasi hingga 2005.

Regenerasi selanjutnya adalah Satelit Palapa C1 dan Satelit Palapa C2 yang mengangkasa pada 1996. Walaupun dibuat oleh perusahaan yang sama dengan Palapa A dan B, Palapa C mampu menjangkau area yang lebih luas seperti Asia Tenggara, sebagian China, India, Jepang dan Australia.

Satelit Palapa C juga dioperasikan di dalam negeri yaitu oleh Satelindo yang sekarang berganti nama menjadi Indosat. Kemudian, Satelit Palapa D mengorbit pada 2009 hingga 2024. Satelit Palapa D ini dibuat oleh Thales Alenia Space di Prancis. Dengan komponen platform SpaceBus 4000-B3 satelit ini mencakup Asia, Asia Tenggara dan seluruh Indonesia.

Baca juga artikel terkait SUPPLEMENT CONTENT atau tulisan lainnya dari Yulaika Ramadhani

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Iswara N Raditya