tirto.id - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Edhy Prabowo mengatakan, kasus Ramyadjie Priambodo terkait pembobolan ATM tak bisa langsung dikaitkan ke Prabowo Subianto. Menurut dia, pihaknya sedang mendalami kasus kerabat jauh Prabowo tersebut.
"Saya sendiri enggak tahu ya siapa orangnya, yang mana, dikait-kaitkan dengan Pak Prabowo. Tapi kan wajar-wajar saja dalam kondisi seperti ini akan mengait-kaitkan. Tim advokasi kami sedang mendalami. Kalau enggak salah itu sudah masalah lama, tapi kami terus mendalami," kata Edhy saat ditemui di DPR RI, Selasa (19/3/2019) siang.
Ia memastikan bahwa partainya tak akan gegabah dan salah memilih langkah mengingat Pemilu 2019 hanya tinggal sebulan lagi.
"Kami enggak mau gegabah, kami terus akan tenang, karena ini suasana sudah mendekati hari H, tentunya semua tensi semakin naik. Kami sangat yakin bahwa itu tidak ada kaitan langsung, dan tidak ada hubungannya, itu kan masalah lama," katanya.
Edhy juga enggan berkomentar mengenai keterlibatan kerabat jauh Prabowo tersebut yang sempat menjadi pengurus Tunas Indonesia Raya (Tidar), organisasi kepemudaan sayap Partai Gerindra.
"Iya iya, masalahnya kan kami harus lihat satu-satu. Saya juga enggak mau menampikkan tidak atau apa, tapi kami mau lihat baik-baik. Saya pikir enggak bisa dikaitkan dengan Pak Prabowo juga kan enggak ada urusannya," lanjutnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad membenarkan ada kerabat Prabowo Subianto yang ditangkap polisi karena kasus pembobolan ATM.
Namun, Sufmi membantah yang ditangkap polisi merupakan keponakan Prabowo. Menurut dia, orang yang ditangkap polisi tersebut hanya kerabat jauh capres 02 tersebut.
"Kalau pun dibilang kerabat, itu kerabat jauh, dan bukan keponakan, hanya kerabat jauh," kata dia saat dikonfirmasi wartawan Tirto, Minggu (17/3/2019) sore.
Penulis: Haris Prabowo
Editor: Alexander Haryanto