Menuju konten utama

Genjot Investasi 2019, BKPM Dorong Kemudahan Impor Barang Modal

Sejumlah strategi disiapkan BKPM untuk menggenjot investasi pada 2019. Salah satunya memberi fasilitas kemudahan impor barang modal. 

Genjot Investasi 2019, BKPM Dorong Kemudahan Impor Barang Modal
(Ilustrasi) Suasana aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (15/8/2018). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/aww/18.

tirto.id - Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal Direktorat Wilayah 1 Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Agus Joko Saptono menjelaskan sejumlah strategi lembaganya untuk menggenjot investasi pada 2019.

Salah satu strategi BKPM yaitu memaksimalkan penggunaan jalur hijau oleh importir barang modal. Jalur hijau ialah proses pelayanan dan pengawasan pengeluaran barang impor tanpa pemeriksaan fisik. Namun, penelitian dokumen setelah penerbitan Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SPPB) tetap dilakukan.

Agus menyatakan hal itu dalam diskusi “Tantangan Mendorong Pertumbuhan dan Menarik Investasi di Tahun Politik” di Gedung Nafaro, Pejaten Timur, Jakarta Selatan, Kamis (7/2/2019).

"Kami saat ini sudah melakukan fasilitasi percepatan rotasi barang-barang mesin masuk ke Indonesia dengan memberikan rekomendasi jalur hijau. Melalui Dirjen Bea Cukai ini perusahaan biar difasilitasi dan bisa memanfaatkan jalur hijau," kata Agus.

Dia menjelaskan, selama 2016-2018, baru 125 perusahaan memanfaatkan jalur hijau. Fasilitas itu, kata Agus, diberikan untuk mempercepat proses importasi mesin dan produksi barang ekspor.

Langkah lain guna mendorong investasi ialah pembenahan pengurusan perizinan melalui Online Single Submission (OSS). "Kami juga melakukan pembinaan terkait pekerja, kami membuat satu struktur dan mengubah struktur direktorat dan melakukan standarisasi-standarisasi bimbingan teknis di daerah," ujar Agus.

Sejumlah proyek bermasalah, juga akan dievaluasi BKPM. Menurut Agus, lembaganya berencana mengkaji ulang proyek-proyek yang selama ini tersendat.

Pemerintah sudah mematok target investasi mencapai Rp792,3 triliun pada 2019. Investasi tersebut terdiri dari Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar 55 persen dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) 45 persen.

Sedangkan realisasi investasi pada 2018 tercatat tidak memenuhi target Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN), yakni seharusnya Rp765 triliun dan hanya terealisasi Rp721,3 triliun atau 94,3 persen. Angka itu hanya tumbuh 4,1 persen dibanding capaian pada 2017. Realisasi investasi PMDN pada 2018 mencapai Rp328,6 triliun dan PMA Rp392,7 triliun.

Berdasar sektor usaha, lima besar realisasi investasi pada 2018 adalah listrik, gas dan air dengan total Rp117,5 triliun, transportasi gudang dan telekomunikasi Rp94,9 triliun, pertambangan Rp73,8 triliun, industri makanan Rp68,8 triliun, serta perumahan, kawasan industri dan perkantoran Rp56,8 triliun.

Untuk lima realisasi lokasi proyek terbesar ialah Jawa Barat Rp116,9 triliun, DKI Jakarta Rp114,2 triliun, Jawa Tengah Rp59,3 triliun, Banten Rp56,5 triliun dan Jawa Timur Rp51,2 triliun.

Sedangkan sumber investasi asing terbesar pada 2018 secara berturut-turut ialah Singapura 9,2 miliar dolar AS, Jepang 4,9 miliar dolar AS, Tiongkok 2,4 miliar dolar AS, Hong Kong 2 miliar dolar AS dan Malaysia 1,8 miliar dolar AS.

Baca juga artikel terkait INVESTASI 2019 atau tulisan lainnya dari Selfie Miftahul Jannah

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Selfie Miftahul Jannah
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Addi M Idhom