tirto.id - PT XL Axiata memastikan masyarakat Palu, Donggala, dan sekitarnya bisa menggunakan jaringan XL untuk berkomunikasi ke luar wilayah, terutama layanan telepon dan pesan singkat. Setelah gempa berkekuatan 7,4 SR yang mengguncang Palu, Sulawesi Tengah pada Jumat (28/9/2018) jaringan telekomunikasi dan aliran listrik sempat terputus.
"Alhamdulillah, hingga saat ini layanan XL Axiata tetap bisa beroperasi, termasuk di Kota Palu dan Donggala yang paling kuat mendapatkan guncangan. Dengan demikian, maka masyarakat yang menggunakan nomor XL dan AXIS tetap bisa berkomunikasi atau dihubungi selama ponsel aktif," ujar Direktur Teknologi XL Axiata, Yessie D Yosetya.
Melalui keterangan tertulis yang diterima Tirto, Minggu (30/9/2018), Yessie mengatakan pihaknya akan segera menyediakan fasilitas telepon gratis agar masyarakat bisa melakukan komunikasi ke luar wilayah bencana. Ia juga menyatakan siap membantu pemerintah dan aparat yang membutuhkan layanan komunikasi, terutama terkait penanganan bencana.
Aliran listrik yang padam menyebabkan pasokan daya untuk perangkat BTS (Base Transceiver Station) harus mengandalkan genset. Hal ini menjadi tantangan tersendiri karena genset juga membutuhkan pasokan BBM yang cukup selama aliran listrik belum pulih. Padahal, kerusakan akibat gempa juga menyebabkan akses pasokan BBM terhambat.
"Tim XL Axiata di lapangan akan bekerja ekstra demi menjaga akses telekomunikasi karena layanan ini menjadi sangat urgent bagi penanganan bencana," ujar Yessie.
Di Palu, XL memiliki sekitar 136 BTS, termasuk 44 BTS 4G. Di Donggala ada 12 BTS, termasuk 9 BTS 4G. Di seluruh Sulawesi Tengah tersedia 358 BTS, termasuk 79 BTS 4G. Sementara itu, jumlah pelanggan di Sulawesi Tengah sebanyak lebih dari 340 ribu pelanggan.
XL telah menyiapkan antisipasi pengamanan jaringan, antara lain dengan menyiapkan genset untuk setiap BTS utama, menyiapkan opsi rekayasa jaringan dengan redirect coverage, dan juga kemungkinan mengerahkan mobile BTS ke lokasi yang paling membutuhkan.
Selain penanganan jaringan, XL Axiata juga telah menyiapkan bantuan yang bersifat darurat untuk warga yang mengungsi. Saat ini, tim di lapangan terus melakukan koordinasi dengan aparat dan masyarakat untuk mengetahui kebutuhan dan lokasi pengirimannya.
Gempa bumi berkekuatan 7,4 SR terjadi pada Jumat (28/9/2018) petang, pukul 17:02:44 waktu Indonesia barat (WIB) atau sekitar pukul 18:02:44 waktu Indonesia bagian Tengah (WITA).
Lokasi gempa berada di sekitar 0.18 LS, 119.85 BT (27 km timur laut Donggala, Sulawesi Tengah) dengan kedalaman sekitar 10 km. Tsunami terjadi beberapa menit setelah gempa.
Waktu tiba tsunami tersebut, menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) diperkirakan terjadi sekitar pukul 17.22 WIB. Tinggi kenaikan air laut saat tsunami terjadi ialah 1,5 meter.
Editor: Dipna Videlia Putsanra