tirto.id - Novel Coronavirus (2019-nCov) atau Virus Corona hingga hari ini masih menyita perhatian banyak negara di dunia. Penyebaran Virus Corona masih terus meluas secara global. Jumlah kasus baru positif Virus Corona juga bertambah cepat, terutama di China.
Berdasarkan data terbaru Map of Coronavirus 2019-nCoV Global Cases by Johns Hopkins CSSE, pada 6 Februari 2020 per pukul 18.30 WIB, ada 28.344 orang di seluruh dunia dinyatakan positif Virus Corona. Sementara kasus kematian akibat Virus Corona sudah mencapai 565 jiwa.
Kasus positif Virus Corona terbanyak masih di China daratan, yakni 28.085 orang. Sedangkan dari 565 kematian pasien sebab virus Corona, semua terjadi di China daratan, kecuali dua kasus yang masing-masing terjadi di Hongkong dan Filipina.
Mayoritas kasus kematian tercatat ditemukan di Provinsi Hubei, yakni 549 jiwa. Hubei merupakan provinsi China dengan ibu kota Wuhan, kawasan yang diduga menjadi lokasi pertama penularan Virus Corona.
Data jumlah kasus positif Virus di atas menunjukkan lonjakan cepat dibanding sehari sebelumnya. Pada 5 Februari 2020, per pukul 13.35 WIB, data kasus positif virus Corona baru mencapai 24.551. Artinya, terdapat penambahan 4.000 kasus dalam sehari saja.
Sampai hari ini, 10 negara selain China dengan jumlah kasus positif virus Corona terbanyak adalah Jepang (45), Singapura (28), Thailand (25), Korea Selatan (23) dan Hongkong (21). Lima negara lainnya adalah Australia (14), Taiwan (13), Jerman (12), AS (12) serta Malaysia (12).
Di sisi lain, ada 1.337 orang yang dilaporkan berhasil pulih setelah dinyatakan positif Virus Corona. Sebagian besar dari mereka yang pulih setelah dirawat di rumah sakit dari Hubei, yakni 694 orang.
Sementara di Indonesia, sampai Kamis pekan ini belum ada kasus positif virus Corona ditemukan. Baru satu WNI di Singapura yang positif tertular virus Corona. WNI yang bekerja sebagai asisten rumah tangga di Singapura itu saat ini sedang diisolasi oleh otoritas kesehatan negara setempat.
Pemerintah RI juga telah mengeluarkan sejumlah kebijakan baru untuk mencegah penyebaran virus Corona di Indonesia, termasuk pembatalan sementara penerbangan dari dan menuju China mulai pekan ini. Pemerintah pun melarang impor hewan hidup dari China.
Daftar Info Penting soal Virus Corona
Sejumlah langkah pencegahan juga dilakukan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI). Salah satunya dengan memberikan informasi agar publik memahami berbagai hal terkait Virus Corona.
Melalui situs Infeksi Emerging, Kemenkes merilis sejumlah informasi penting yang perlu diketahui publik, mulai dari gejala, bahaya hingga mekanisme penularan Virus Corona. Berikut ini sejumlah info penting dari Kemenkes yang dilansir pada 5 Februari 2020 tersebut.
1. Apa itu Virus Corona atau Novel Coronavirus (2019-nCoV)?
Novel coronavirus (2019-nCoV) atau Virus Corona merupakan jenis baru coronavirus yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Coronavirus termasuk keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan. Pada manusia, Virus Corona menyebabkan penyakit flu biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernafasan Akut Berat/ Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
2. Apakah Novel Coronavirus (Virus Corona) sama seperti SARS?
SARS adalah coronavirus yang diidentifikasi pada tahun 2003 dan termasuk dalam keluarga besar virus yang sama dengan Novel Coronavirus. Namun keduanya berbeda jenis virusnya. Gejalanya mirip dengan infeksi 2019-nCoV, namun SARS lebih berat.
3. Apa gejala Virus Corona (2019-nCoV)?
Gejala umum infeksi Virus Corona adalah berupa demam ≥38 derajat celcius, batuk, pilek, nyeri tenggorokan dan sesak napas. Jika ada orang dengan gejala ini pernah melakukan perjalanan ke China (terutama Wuhan), atau pernah kontak dengan penderita 2019-nCoV, maka orang tersebut harus menjalani pemeriksaan laboratorium lebih lanjut untuk memastikan diagnosisnya.
4. Seberapa bahaya Virus Corona (2019-nCoV)?
Seperti penyakit pernapasan lainnya, infeksi Virus Corona bisa menyebabkan gejala seperti pilek, sakit tenggorokan, batuk, dan demam. Beberapa orang mungkin akan menderita sakit yang parah, seperti disertai pneumonia atau kesulitan bernafas.
Walaupun fatalitas penyakit ini masih jarang, namun bagi orang yang berusia lanjut, dan orang-orang dengan kondisi gangguan medis yang sudah ada sebelumnya (seperti, diabetes dan penyakit jantung), biasanya lebih rentan untuk menjadi sakit parah. Infeksi virus ini terbukti dapat memicu kematian.
5. Bagaimana manusia bisa terinfeksi Virus Corona (2019-nCoV)?
Sampai saat ini, belum diketahui secara pasti bagaimana manusia bisa terinfeksi virus ini. Para ahli masih melakukan penyelidikan untuk menentukan sumber virus, jenis paparan, cara penularan dan pola klinis, serta perjalanan penyakit.
Hasil penyelidikan sementara dari beberapa institusi di kota Wuhan, menunjukkan bahwa sebagian kasus terjadi pada orang yang bekerja di pasar hewan/ikan. Namun, belum dapat dipastikan jenis hewan penular virus ini.
Hingga saat ini, sudah dipastikan ada penularan antar-manusia. Biasanya, penularan dapat terjadi setelah ada kontak erat dengan pasien terinfeksi Virus Corona, seperti di tempat kerja, rumah atau fasilitas pelayanan kesehatan dan lainnya.
6. Bisakah manusia terinfeksi Virus Corona (2019-nCoV) dari hewan?
Saat ini, hewan sumber penularan Virus Corona belum diketahui. WHO terus menyelidiki berbagai kemungkinan jenis hewan penularnya. Hewan dari pasar hewan hidup di China diduga menjadi pemicu terinfeksinya manusia yang dilaporkan pertama kali.
Untuk itu disarankan pada saat berkunjung ke pasar hewan hidup, hindari kontak langsung dengan hewan dan permukaan yang bersentuhan dengan hewan tanpa alat pelindung. Konsumsi produk hewani mentah atau setengah matang juga perlu dihindari.
Penanganan daging mentah, susu, atau produk hewani harus diperhatikan, untuk menghindari kontaminasi silang dengan makanan mentah lain. Hal ini perlu dilakukan dengan memperhatikan keamanan pangan yang baik.
8. Bisakah hewan peliharaan menyebarkan Virus Corona (2019-nCoV)?
Saat ini, belum ditemukan bukti soal hewan peliharaan, seperti anjing atau kucing, bisa terinfeksi Virus Corona. Namun, jauh lebih baik untuk selalu mencuci tangan dengan sabun dan air setelah kontak dengan hewan peliharaan. Kebiasaan ini dapat melindungi Anda terhadap berbagai bakteri umum seperti E.coli dan Salmonella yang dapat berpindah dari hewan ke manusia.
9. Berapa lama Virus Corona (2019-nCoV) bertahan di permukaan benda?
Sampai saat ini belum diketahui berapa lama 2019-nCoV bisa bertahan di permukaan suatu benda, meskipun ada informasi awal yang menunjukkan virus dapat hidup hingga beberapa jam. Namun disinfektan sederhana disebut dapat membunuh virus ini agar tidak menginfeksi orang lagi.
10. Apakah ada vaksin atau obat khusus untuk Virus Corona (2019-nCoV)?
Belum ada vaksin atau pengobatan spesifik untuk Virus Corona. Namun, gejala yang disebabkan oleh virus ini dapat diobati. Oleh karena itu pengobatan harus didasarkan pada kondisi klinis pasien. Perawatan suportif diyakini dapat sangat efektif.
11. Apakah antibiotik efektif mencegah dan mengobati Virus Corona (2019-nCoV)?
Tidak, antibiotik tidak bekerja melawan virus, hanya bakteri. 2019-nCoV adalah virus. Oleh karena itu, antibiotik tidak boleh digunakan sebagai sarana pencegahan atau pengobatan. Namun, jika Anda dirawat di rumah sakit untuk 2019-nCoV, Anda mungkin menerima antibiotik, karena infeksi sekunder bakteri bisa saja terjadi.
12. Siapa saja yang berisiko terinfeksi Virus Corona (2019-nCoV)?
Orang yang tinggal atau bepergian di daerah lokasi Virus Corona mewabah atau bersirkulasi sangat mungkin berisiko terinfeksi. China merupakan negara terjangkit 2019-nCoV dengan sebagian besar kasus telah dilaporkan.
Mereka yang terinfeksi di negara lain umumnya adalah orang-orang yang belum lama ini bepergian ke China atau tinggal maupun bekerja dekat dengan wisatawan, rekan kerja, tenaga medis yang merawat pasien terinfeksi 2019-nCoV, dan pembawa virus lainnya.
Petugas kesehatan yang merawat pasien positif Virus Corona berisiko tertular sehingga mereka harus konsisten melindungi diri dengan prosedur pencegahan dan pengendalian infeksi yang tepat.
13. Siapa yang lebih rentan tertular, orang tua atau muda?
Tidak ada batasan usia orang-orang dapat terinfeksi oleh coronavirus (2019-nCoV). Namun, orang berusia lanjut, dan orang-orang dengan kondisi medis yang sudah ada sebelumnya (seperti asma, diabetes, penyakit jantung) terindikasi lebih rentan untuk menderita sakit parah usai tertular.
14. Apa beda sakit akibat Virus Corona (2019-nCoV), dengan influenza biasa?
Orang yang terinfeksi 2019-nCoV dan influenza akan mengalami gejala infeksi saluran pernafasan yang sama, seperti demam, batuk dan pilek. Meski gejalanya sama, tetapi virus penyebabnya bisa berbeda.
Kemiripan gejala tersebut membuat identifikasi infeksi Virus Corona tidak mudah dilakukan. Perlu ada pemeriksaan laboratorium untuk mengonfirmasi indikasi seseorang tertular Virus Corona.
Oleh karena itu, WHO merekomendasikan agar setiap orang yang menderita demam, batuk, dan sulit bernapas mencari pengobatan sejak dini. Mereka pun perlu memberitahu petugas kesehatan soal riwayat perjalanannya dalam 14 hari terakhir sebelum gejala muncul. Informasi lainnya ialah riwayat kontak mereka dengan seseorang yang sedang menderita infeksi saluran pernafasan.
15. Berapa lama waktu inkubasi Virus Corona (2019-nCov?
Waktu yang diperlukan sejak tertular atau terinfeksi hingga muncul gejala disebut masa inkubasi. Saat ini masa inkubasi Virus Corona (2019-nCoV) diperkirakan antara 2-11 hari, dan perkiraan ini dapat berubah sewaktu-waktu sesuai perkembangan kasus.
Jika merujuk data kasus penyakit akibat coronavirus sebelumnya, seperti MERS dan SARS, masa inkubasi 2019-nCoV juga bisa mencapai 14 hari.
16. Bisakah 2019-nCoV terdeteksi dari orang yang tidak menunjukkan gejala?
Sangat penting untuk memahami kapan orang yang terinfeksi dapat menyebarkan virus ke orang lain untuk upaya pengendalian. Informasi medis terperinci dari orang yang terinfeksi diperlukan untuk menentukan periode infeksi 2019-nCoV.
Berdasarkan laporan terbaru, ada kemungkinan orang yang terinfeksi 2019-nCoV bisa menularkan virus ini sebelum menunjukkan gejala yang signifikan. Namun, berdasarkan data yang tersedia saat ini, sebagian besar yang menyebabkan penyebaran adalah orang-orang yang memiliki gejala.
Daftar info di atas dapat berubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan wabah Virus Corona di dunia dan penelitian terhadap penyakit ini.
Informasi selengkapnya mengenai Virus Corona (2019-nCov) maupun perkembangan kasusnya di luar maupun dalam negeri dapat diakses di situs infeksiemerging.kemkes.go.id. Masyarakat pun bisa mendapatkan informasi di laman sehatnegeriku.kemkes.go.id.
Editor: Agung DH