tirto.id - GDP Venture dan dentsu Indonesia menyelenggarakan Intellectual Property (IP) Expo 2024 di Kempinski Grand Ballroom, Jakarta, selama dua hari berturut-turut, pada 21-22 Januari 2025.
“IP memiliki peran penting dalam membangun relevansi brand dengan audiensnya. Lebih dari sekadar aset bisnis, IP mampu melampaui batas geografis dan menjadi bagian dari budaya yang lebih luar,” ujar Chief Business Officer GDP Venture, Danny Oei Wirianto, pada konferensi pers yang dihelat Selasa pagi (21/1).
Danny menyebut, penyelenggaraan pameran IP ini bertujuan untuk memberikan kesempatan berbagai pihak dari ragam sektor menciptakan koneksi yang kuat sekaligus membuka peluang baru.
Menurut Danny, persoalan IP adalah persoalan relevansi. Sebabnya, keterbukaan peluang dalam pengembangan hal ini, kata Danny, berpotensi dalam pasar Indonesia.
“Karena kita melihat Indonesia ini membutuhkan talenta-talenta kreator ini mendunia. We see that like, ada opportunity bagi kreator Indonesia untuk bisa mendobrak industri IP ini,” tuturnya.
Danny mengatakan, upaya kolaboratif dalam mendorong inovasi dan kreativitas dalam pengembangan lisensi IP ini diyakini dapat menciptakan bisnis yang berkelanjutan.
Atas dasar itulah, IP Expo Indonesia 2025 kali ini mengangkat tema “The Power of IPs: Connecting Business, Unlocking Infinite Possibilities”, dengan menghadirkan sesi keynote, networking, dan diskusi panel yang mengeksplorasi potensi ekonomi dari lisensi IP.
Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, yang hadir untuk membuka kegiatan tersebut mengatakan, perkembangan IP merupakan nilai penting bagi Indonesia. Menurutnya, kehadiran IP Expo Indonesia 2025 ini selaras dengan visi Kementerian Kebudayaan yang ingin memajukan kekayaan intelektual, khususnya dalam bidang kebudayaan.
“Kita punya konstitusi yang ingin memajukan kebudayaan nasional Indonesia, dan kebudayaan nasional Indonesia ini luar biasa. Dari Sabang sampai Merauke, ekspresi budayanya luar biasa,” ungkap Fadli.
Dirinya menyebut, Indonesia tercatat memiliki 2.213 warisan budaya dengan 16 budaya yang telah didaftarkan ke UNESCO. Dengan bahasan lisensi IP, Fadli mengatakan, lebih banyak inovasi dalam kebudayaan bisa dihasilkan.
“Saya kira ini adalah satu peluang dan kesempatan yang luar biasa bagi para kreator, inovator, untuk menciptakan IP dari kekayaan budaya kita sebagai sebuah cultural capital,” ujarnya.
Meskipun, kata Fadli, tidak seluruh sektor memiliki kekuatan dalam hal tersebut. Namun, Fadli mengatakan, bidang kebudayaan akan mendukung potensi untuk meningkatkan nilai budaya bangsa dalam IP itu sendiri.
“Saya selalu mengatakan mungkin di berbagai bidang kita masih belum berkuasa di bidang ekonomi atau di militer, tapi di bidang kebudayaan kita ini, kekuatan kita sangat besar, sangat bisa menjadi potensi sebuah negara berkuasa di bidang budaya,” tegasnya.
Editor: Nuran Wibisono