tirto.id - Garuda Indonesia (GIAA) memproyeksikan bisa mulai membukukan profitabilitas usai disahkannya persetujuan terhadap skema restrukturisasi dalam perjanjian perdamaian oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada Senin (27/6/2022).
Direktur Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra mengatakan, ada tiga sektor yang akan diupayakan dalam meningkatkan pendapatan perusahaan. Pertama, memanfaatkan pasar kargo domestik yang menanjak naik terutama setelah pandemi.
"Jadi memang pertumbuhan kargo selama pandemi cukup menakjubkan ya. Kami di Garuda memang agak abai karena fokus ke penumpang. Kargo ada tiga bagian besar yang pertama adalah pergerakan domestik dan ini kerjasama kami terus menerus dengan Citilink, jadi kita bekerjasama dengan Citilink digital," katanya, Jakarta, Selasa (28/6/2022).
Kedua, Irfan mengatakan, Garuda Indonesia akan fokus pada pengangkutan ekspor, di mana ekspor hasil laut masih menjadi primadona bagi negara asing. Ini menjadi prospek yang menjanjikan bagi pengangkutan kargo pesawat pelat merah tersebut.
"Ekspor ini kenapa jadi penting, karena banyak sekali produk khususnya marine product, khususnya di Indonesia timur, khususnya komoditas-komoditas marine product ini punya kemampuan untuk berdaya saing yang sangat tinggi apabila kita diterbangkan langsung dari daerah-daerah tersebut tanpa lewat Jakarta. Ini kita sudah buka ke Jepang ke Hongkong dan ke Singapura," katanya.
Kemudian yang ketiga, perusahaan akan memastikan masuk dalam pertumbuhan bisnis e-commerce terutama dari Cina, Eropa dan Australia. Perusahaan juga berencana menurunkan pengenaan biaya tambahan untuk bagasi kelebihan berat.
"Yang ada tambahan baru lagi access bagage, kita turunkan biaya over weigh sehingga bisa memungkinkan penumpang domestik bawa oleh-oleh banyak tanpa biaya tinggi," tandas Irfan.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Anggun P Situmorang