tirto.id - Gabriel Garcia Marquez adalah penulis Amerika Latin paling terkenal sepanjang masa, terlebih dalam kiprahnya mengenalkan realisme magis di ranah kesusastraan.
Sosok yang meninggal di usia 87 dan hari ini merayakan ulang tahun kelahirannya ke-91 ini termasuk salah satu penulis berpengaruh di dunia pada abad ke-20. Dia pernah meraih Nobel Sastra pada 1982.
Salah satu karyanya yang terkenal adalah Cien Anos de Soledad (1967). Karya besar Marquez ini diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa. Dalam bahasa Inggris dilaih bahasakan menjadi One Hundred Years of Solitude, sedangkan di Indonesia diterjemahkan menjadi Seratus Tahun Kesunyian. Novel ini bercerita bercerita tentang Macondo, sebuah kota imajinatif dalam pikiran Marquez.
Dalam Seratus Tahun Kesunyian, Marquez bercerita tentang Macondo, kota kecil terpencil "imajinatif" yang sejarahnya mirip dengan sejarah Amerika Latin namun dalam skala lebih sempit. Latar belakang novel ini realistis. Belakangan karya Marquez ini disebut sebagai "realisme magis".
Dalam novel “Seratus Tahun Kesunyian”, Gabriel Márquez seakan menghadirkan sesuatu yang magis menjadi peristiwa biasa dalam kehidupan keseharian. Disebut sebagai realisme magis karena Marquez memadukan pendekatan realis dengan elemen-elemen magis dalam karyanya sehingga menciptakan fantasi.
Laporan The Atlantic pernah menyebut bahwa Marquez adalah contoh paling ideal penulis yang menerapkan realisme magis. Tergambar dari fiksi-fiksinya yang memadukan unsur fantasi ke dalam setting yang realistis.
Marquez, yang meninggal dunia pada usia 87 tahun, berbicara dengan William Kennedy dalam sebuah wawancara ekstensif yang diterbitkan dalam The Atlantic, edisi Januari 1973, dia menjelaskan ketertarikannya memilih untuk menenuni rincian fantasi yang realis dalam ceritanya.
Pada tahun 1982, Garcia Marquez memenangkan Hadiah Nobel untuk Sastra, dan tiga tahun kemudian, dia menerbitkan novel Love on the Time of Cholera yang terkenal.
Seratus Tahun Kesunyian bukan satu-satunya karya sastra Marquez. Setelah didiagnosa menderita kanker pada 1999, Márquez bahkan sempat menulis memoar Vivir para contarla (2002; Living to Tell the Tale), yang berfokus pada 30 tahun usianya.
Dia kemudian kembali menulis fiksi dengan melahirkan karya Memoria de mis putas tristes (2004; Memories of My Melancholy Whores), sebuah novel tentang seorang pria kesepian yang akhirnya menemukan makna cinta saat dia menyewa seorang pelacur perawan untuk merayakan ulang tahunnya ke 90. Sepuluh tahun setelah menulis Memories of My Melancholy Whores, Marquez meninggal akibat paru-paru basah pada 17 April 2014.
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Yulaika Ramadhani