tirto.id - Gabriel Garcia Marquez, penulis yang meninggal di usia 87 dan hari ini merayakan ulang tahun kelahirannya ke-91, pernah menyatakan tidak satu film adaptasi pun yang dapat meninterpretasikan sebuah novel bagus.
Dalam sebuah wawancara tahun 1981 di Paris Review dan dilaporkan oleh Los Angeles Times, novelis pemenang hadiah Nobel dan pelopor genre realisme magis ini menuturkan mengenai buku-bukunya yang pernah diadaptasi ke layar lebar.
"Menurut saya tidak ada satu film [adaptasi novel] yang dapat secara utuh menggambarkan kisah-kisah di novel bagus, tapi terdapat banyak sekali film bagus yang berasal dari novel yang buruk," jawabnya.
Karya-karya Marquez sulit diterjemahkan ke layar lebar, terindikasi dari film-film yang dihasilkan yang jarang hidup sesuai dengan materi sumbernya.
Berikut beberapa film yang dibuat dari buku Marquez dan akhir dari nasib-nasibnya.
"Erendira"
Marquez menulis skenario aslinya di awal tahun 1983 ini, sebelum versi novelanya terbit pada tahun 1972. Skenario aslinya hilang, namun Marquez menuliskannya kembali untuk sutradara Ruy Guerra. Film ini menceritakan tentang seorang gadis remaja yang dieksploitasi oleh neneknya yang angkuh.
Dalam sebuah ulasan New York Times, Vincent Canby menulis, "Erendira memiliki semacam pesona yang memikat. Tidak seperti komedi surealisnya almarhum Luis Bunuel, komedi 'realis magis realis' dari skrip Mr. Garcia Marquez tidak pernah memberi kejutan secara tiba-tiba. Kadang lucu, tapi semuanya disajikan dengan cara yang pada dasarnya menenangkan, bahkan ketika membahas pembunuhan sekalipun,"
"Chronicle of a Death Foretold"
Film yang diadaptasi dari novel Marquez ini bercerita tentang pembunuhan di sebuah kota kecil di Kolombia. Film tersebut pernah menjadi film pembuka di Festival Film Cannes. Dalam sebuah ulasan untuk Empire, Gavin Bainbridge menulis, "Membuat sebuah film dari novel Gabriel Garcia Marquez tidak akan pernah mudah". Bainbridge mendeskripsikan "Chronicle" sebagai sebuah proyek ambisius, tanpa kompromi yang pada dasarnya terlalu jauh dari kisah seharusnya. “Berderit dan tanpa dayung,” tulisnya.
"No One Writes to the Colonel"
Film adaptasi Marquez lainnya yang diputar di Cannes di tahun 1999 adalah "No One Writes to the Colonel". Film ini berkutat pada kisah seorang pemimpin militer pensiunan miskin yang bertugas dalam Perang Seribu Hari. Dalam review Variety, Leonardo Garcia Tsao menilai film ini sebagai "adaptasi yang sangat menyentuh dari salah satu karya terbaik pemenang Hadiah Nobel Gabriel Garcia Marquez."
"Love in the Time of Cholera"
Pada tahun 2007, salah satu buku Marquez akhirnya diadaptasi menjadi film Hollywood, disutradarai oleh Mike Newell, ditulis oleh Ronald Harwood dan dibintangi oleh Javier Bardem, Benjamin Bratt dan Giovanna Mezzogiorno. Sialnya, film ini gagal di box office, hanya mencatat $ 4,6 juta di A.S., dan mendapat ulasan buruk. Dalam laporannya di The Times, Carina Chocano menyebut film itu sebagai "model telenovela yang menyentuh, namun tuli, tegang, dan terlalu panas." Dia menambahkan, "Adalah tugas yang sangat menakutkan, ketika sebuah buku yang begitu romantis dan filosofis diadaptasi. Di tangan Newell dan Harwood, kisah ini menjadi kurang menyentuh."
"Love and Other Demons"
Hilda Hidalgo, sutradara film Love and Other Demons beruntung. Pada debutnya di tahun 2010, film ini diusulkan untuk Oscar sebagai film berbahasa asing terbaik dari Costa Rica. Andrew Barker dalam Variety menulis bahwa Hidalgo telah berhasil 'membuka kunci' dalam menerjemahkan sensualitas tulisan Gabriel Garcia Marquez ke dalam film. “Hidalgo memberikan satu dari sedikit adaptasi layar yang berhasil untuk karya Marquez."
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Yulaika Ramadhani