tirto.id - Nikotin kerap dikaitkan dengan dampak bahaya bagi tubuh. Namun, zat alami tanaman tembakau ini ternyata juga memiliki manfaat, terutama untuk otak. Berikut penjelasan fungsi nikotin bagi tubuh manusia.
Nikotin adalah bahan kimia alami tanaman yang mengandung nitrogen. Zat ini secara alami terdapat pada tanaman tembakau.
Selain tembakau, nikotin juga dapat ditemukan di tanaman lain seperti tomat, terong, kentang, dan paprika hijau.
Namun, konsentrasi nikotin dalam tembakau relatif lebih banyak dibanding beberapa tanaman di atas.
Rokok menjadi salah satu produk tembakau yang mengandung nikotin. Namun, ada beberapa media lain yang biasanya digunakan untuk mengonsumsi nikotin, misalnya vape atau rokok elektrik, tembakau kunyah, cerutu, hingga tembakau pipa.
Kandungan nikotin dalam rokok lazimnya berkisar antara 8-20 miligram. Akan tetapi, besar kecilnya konsentrasi zat ini tetap tergantung pada merek rokok yang dikonsumsi.
Apa Manfaat Nikotin Bagi Tubuh?
Nikotin sering kali dianggap sebagai senyawa yang hanya berefek negatif bagi tubuh. Dilansir RSU Sanglah Bali, apabila dikonsumsi dalam dosis sesuai, zat alami tembakau ini dapat menghasilkan rasa nyaman, rileks, bersemangat, serta membantu penggunanya lebih fokus.
"Sekali lagi, nikotin dapat menyebabkan ketergantungan, namun tidak tergolong penyebab penyakit terkait merokok," demikian dinyatakan Shoim Hidayat, Ahli Toksikologi Universitas Airlangga, sebagaimana diwartakan Antara.
Efek rileks terjadi lantaran nikotin dapat menjadi stimulan agar tubuh memproduksi lebih banyak endorfin.
Hormon endorfin sendiri merupakan senyawa kimia dalam tubuh manusia yang dapat membuat seseorang merasa senang, relaks, dan euforia.
“Reseptor nikotin di otak tampaknya bekerja dengan mengatur sistem reseptor lain. Jika Anda mengantuk, nikotin cenderung membuat Anda lebih waspada.
Jika Anda cemas, itu [nikotin] cenderung menenangkan Anda,” ujar Paul Newhouse, seorang psikofarmakologis cum direktur Center for Cognitive Medicine di Vanderbilt University School of Medicine di Nashville, Amerika Serikat, dilansir laman Scientific American.
Sementara itu, perasaan energik dan bersemangat diperoleh pengguna ketika nikotin diserap, tubuh akan melepaskan hormon adrenalin dan mengunci hormon insulin.
Adrenalin atau disebut sebagai hormon "fight or flight" dapat menyebabkan seseorang lebih tertantang dan bersemangat. Sama halnya ketika seseorang menonton sinema horor.
Namun, penggunaan nikotin untuk produksi hormon endorfin dan pelepasan adrenalin juga dapat membuat tubuh kecanduan.
Saat berhenti mengonsumsi nikotin, zat kesenangan yang diproduksi tubuh akan lekas berkurang. Hal inilah yang membuat seseorang ingin menambah kadar stimulan nikotin lagi.
Selain memiliki beberapa manfaat relaksasi, terdapat pula efek positif lain dari konsumsi nikotin.
Jennifer Rusted, seorang profesor psikologi eksperimental dari Universitas Sussex, Inggris, mengatakan bahwa nikotin dapat meningkatkan fungsi kognitif otak. Ia bahkan dengan berani mengatakan bahwa efek nikotin terhadap kemampuan kognitif lebih besar daripada yang diperoleh dari bahan kimia lainnya.
"Misalnya, [dibandingkan] dengan provigil [obat perangsang sistem saraf pusat yang digunakan untuk mengobati kantuk]. Bukti manfaat kognitif sama sekali tidak sekuat nikotin,” terangnya.
Di Inggris, Rusted telah menerbitkan serangkaian penelitian yang menunjukkan bahwa nikotin meningkatkan sesuatu yang disebut memori prospektif, kemampuan untuk mengingat dan menerapkan niat sebelumnya.
Dalam terbitan Scientific American tersebut, dijelaskan beberapa manfaat lain yang bisa diperoleh dari nikotin seperti melindungi seseorang dari penyakit alzheimer, parkinson, serta penyakit otak lainnya.
Dampak Bahaya Nikotin bagi Tubuh
Selain membikin kecanduan, nikotin juga berefek negatif bagi tubuh manusia jika dikonsumsi terus-menerus dalam jangka panjang. Zat ini berpotensi meningkatkan kadar kolesterol dalam darah.
Hal ini disebabkan lantaran rusaknya pembuluh arteri dalam darah setelah mengonsumsi nikotin dalam kadar berlebih. Fungsi artinya pada dasarnya adalah mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh.
Apabila kadar kolesterol dalam darah meningkat, seseorang memiliki risiko terkena serangan jantung dan stroke lebih tinggi. Ini masih akan berlaku meskipun seseorang sudah lama berhenti mengonsumsi nikotin.
Di samping itu, masih terdapat banyak efek negatif nikotin bagi tubuh. Berikut penjelasan dampak bahaya nikotin seperti dilansir Very Well Health.
- Nikotin dapat meningkatkan risiko emfisema—penyakit kronis jangka panjang akibat kerusakan pada alveolus (kantong udara kecil pada paru-paru).
- Penggunaan nikotin berlebih berpotensi menimbulkan beberapa penyakit yang menyerang lambung, yakni ulkus peptikum (PUD) dan refluks gastroesofageal (GERD).
- Konsumsi nikotin akan meningkatkan risiko hipertensi dan penyakit kardiovaskular.
- Penggunaan nikotin selama kehamilan berisiko meningkatkan kemungkinan komplikasi dan hasil yang merugikan seperti keguguran.
- Anak-anak yang terpapar nikotin dalam kandungan ibu lebih rentan terhadap masalah kesehatan sepanjang hidup mereka. Masalah kesehatan ini memengaruhi sistem endokrin, reproduksi, neurologis, pernapasan, dan kardiovaskular.
- Penggunaan nikotin dapat menyebabkan aritmia jantung—kondisi kardiovaskular yang ditandai dengan detak jantung tidak teratur
Selain beberapa potensi bahaya seperti disebutkan di atas, ada juga efek samping jangka pendek saat mengonsumsi nikotin, meliputi:
- Sakit perut
- Diare
- Mual
- muntah
- Sakit kepala
- Sakit punggung
- Pusing
- Peningkatan detak jantung
- Gugup
Editor: Iswara N Raditya