tirto.id - Nikotin adalah senyawa organik alkaloid, yang umumnya terdiri dari Karbon, Hydrogen, Nitrogen dan terkadang juga Oksigen dengan nama kimia C10H14N2.
Nikotin merupan stimulan yang ditemukan dalam tanaman tembakau, dan bersifat sama adiktifnya dengan kokain atau heroin.
Dikutip situs resmi RSU Sanglah Bali, konsentrasi Nikotin yang terdapat dalam 100 gram tembakau biasanya sekitar 5%.
Sebatang rokok biasanya mengandung 8-20 mg Nikotin. Namun, jumlahnya tetap berbeda-beda, tergantung pada merk rokok.
Jika Anda adalah seorang perokok, maka tubuh telah menyerap 1mg nikotin untuk satu batang rokok yang dihisap.
Sifat dari nikotin cenderungnya stimulan ringan dan adiktif, sehingga dapat menimbulkan efek ketergantungan, demikian diwartakan Antara.
Kendati sering dituduh sebagai senyawa berbahaya, jika dikonsumsi dalam dosis rendah, nikotin dapat menimbulkan rasa nyaman, rileks, bahkan bisa membantu penggunanya untuk menjadi lebih fokus.
Laman P2PTM Kemenkes menuliskan bagaimana nikotin bisa membuat pengguna, khususnya perokok menjadi kecanduan melalui siklus berikut ini:
- Nikotin terserap dalam darah dan diteruskan ke otak;
- Reseptor dalam otak bernama lambang α 4 β 2 adalah yang menerima nikotin;
- Kemudian reseptor tersebut akan membuat pelepasan Dopamin;
- Dopamin inilah yang bisa memberikan rasa nyaman;
- Kemudian zat Dopamin akan berkurang ketika nikotin tidak digunakan lagi, dan menyebabkan rasa nyaman hilang;
- Hal tersebut yang menimbulkan keinginan untuk kembali merokok;
Dampak Nikotin pada Tubuh
Senyawa kimia alkaloid ini memiliki efek kuat dan bersifat stimulan terhadap tubuh manusia, sama halnya dengan senyawa alkaloid lainnya yaitu Kafein.
Berikut penjelasan beberapa dampak atau efek nikotin yang terjadi pada tubuh dikutip dari Medical News Today:
Bergantung pada dosis nikotin yang dikonsumsi dan sistem saraf individu, nikotin juga dapat bertindak sebagai obat penenang.
1. Efek farmakologis
Ketika manusia, mamalia, dan sebagian besar jenis hewan lainnya terpapar nikotin, nikotin meningkatkan detak jantung, laju konsumsi oksigen otot jantung, dan volume sekuncup jantung. Ini dikenal sebagai efek farmakologis.
2. Efek psikodinamik
Mengonsumsi nikotin juga terkait dengan peningkatan kewaspadaan, euforia, dan sensasi rileks.
3. Konsentrasi dan memori
Penelitian telah menunjukkan bahwa nikotin akan meningkatkan memori dan konsentrasi.
Diperkirakan bahwa ini disebabkan oleh peningkatan asetilkolin dan norepinefrin. Norepinefrin juga meningkatkan sensasi terjaga, atau gairah.
4. Kecemasan berkurang
Nikotin menghasilkan peningkatan kadar beta-endorfin, yang mengurangi kecemasan.
5. Nikotin sangat adiktif
Orang yang secara teratur mengonsumsi nikotin dan kemudian tiba-tiba berhenti mengalami gejala penarikan, yang mungkin termasuk:
- Punya keinginan terhadap sesuatu
- Rasa kekosongan
- Kecemasan
- Depresi
- Menjadi pemurung
- Sifat lekas marah
- Kesulitan fokus atau memperhatikan
Ini sebagai akibat dari rusaknya pembuluh arteri dalam darah, yang salah satu fungsinya, mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh.
Dalam satu puntung rokok, mengandung puluhan zat berbahaya. Nikotin dan zat-zat lainnya memiliki sifat sangat karsinogenik atau mengandung racun.
Karenanya, jika memang tidak bisa berhenti merokok, sebaiknya jaga sikap dengan tidak merokok di tempat umum atau di depan orang banyak dan anak-anak.
Setidaknya, meski tidak memikirkan diri sendiri, tapi Anda memiliki sikap kepedulilah terhadap orang-orang sekitar Anda agar mereka tidak menghirup zat nikotin yang Anda hisap dari rokok.
Editor: Iswara N Raditya