tirto.id - Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), Lucius Karus memperkirakan PAN dan Partai Demokrat merapat ke kubu Joko Widodo-Ma'ruf Amin yang telah ditetapkan KPU sebagai Presiden dan Wakil Presiden.
"Dua parpol yang paling santer dikabarkan akan bergabung dengan koalisi pemerintahan adalah PAN dan Demokrat," ujar Lucius, kepada Tirto, Senin (1/7/2019)
Jika terbukti bergabung, kata Lucius, maka koalisi yang bergabung dengan pemerintah di parlemen, yakni berjumlah tujuh partai politik yang telah lolos ambang batas parlemen.
Dengan demikian, maka maka artai koalisi Prabowo-Sandi yang tersisa hanya saja, yakni Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Dampaknya, kata dia, jumlah kursi koalisi Jokowi-Ma'ruf di parlemen dengan tujuh partai koalisi mencapai 447 kursi dari PDIP, Golkar, PKB, NasDem, PPP, PAN, dan Demokrat. Sedangkan, oposisi memiliki 128 kursi dari Gerindra dan PKS.
Situasi ini menimbulkan ketimbangan, sehingga akan sangat berat Gerindra dalam mempengaruhi hasil kebijakan tertentu yang diputuskan oleh DPR RI.
"Oposisi harus bisa mencari kekuatan tambahan, bisa dengan melobi parpol koalisi dalam isu-isu tertentu. Bisa juga dengan mencari dukungan publik," ujar dia
Menurut dia, kekuatan oposisi bukan pada jumlah kursi yang ada di DPR RI, tetapi juga dengan menggalang kekuatan dan menggiring opini publik yang populis.
"Sesungguhnya kekuatan oposisi justru pada kedekatan dengan rakyat yang cenderung akan dipinggirkan oleh pemerintah dalam proses pembuatan kebijakan. Kebjiakan pemerintah yang tidak pro rakyat mestinya menjadi modal oposisi untuk memengaruhi keputusan di parlemen," kata dia.
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Zakki Amali