Menuju konten utama

PAN dan Demokrat Dinilai Paling Berpeluang Gabung ke Koalisi Jokowi

Dosen Komunikasi Politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio meyakini PAN dan Demokrat mau bergabung ke koalisi Jokowi-Ma'ruf.

PAN dan Demokrat Dinilai Paling Berpeluang Gabung ke Koalisi Jokowi
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menerima kedatangan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan sebelum melakukan pertemuan tertutup di kediaman SBY di kawasan Mega Kuningan, Jakarta, Rabu (25/7/2018). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

tirto.id - Koalisi Adil Makmur yang mengusung Prabowo Subianto-Sandiaga S Uno resmi dibubarkan setelah Mahkamah Konstitusi (MK) menolak seluruh gugatan sengketa hasil Pilpres 2019. Dua partai politik yang ada di dalam koalisi ini yakni Partai Demokrat dan Partai Amanat Nasional (PAN) dinilai berpeluang menyeberang ke koalisi Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

Hal itu dikatakan Dosen Komunikasi Politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio. Ia melihat dua partai tersebut besar kemungkinannya untuk bergabung ke koalisi Jokowi pada periode pemerintahan berikutnya.

"Jadi kalau bicara kansnya saya yakin PAN dan Demokrat mau bergabung kepada Pak Jokowi walaupun belum diputuskan sikap politik masing-masing partai," jelas Hendri dalam diskusi bertajuk 'Peta Politik Pasca Putusan MK' di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (29/6/2019).

Menurutnya Demokrat harus masuk ke dalam pemerintahan bila ingin elektabilitasnya kembali naik. Begitu pula dengan PAN, yang merupakan partai berlatarbelakang organisasi Islam Muhammadiyah.

Hendri menilai biasanya seorang presiden akan mengambil tokoh yang berlatarbelakang Muhammadiyah atau Nahdlatul Ulama (NU) menjadi menterinya.

"Dan kalau pertanyaannya apakah PAN akan diterima ke pemerintahan, hampir pasti [diterima] menurut saya," kata dia

Sementara, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menurut Hendri kecil kemungkinannya untuk mau bergabung dengan koalisi Jokowi. PKS, kata Hendri elektabilitasnya justru naik bila berada di luar pemerintahan.

"Kalau dia di posisi oposisi elektabilitasnya pasti naik, feeling politik saya kemungkinan besar yang tidak masuk ke dalam koalisi pemerintahan justru hanya PKS," katanya.

Lalu bagaimana dengan Gerinda, menurut Hendri ada kemungkinan bergabung ke dalam pemerintahan Jokowi, meski semua itu tergantung sikap Prabowo. Kendati demikian kata Hendri sulit bagi Gerindra untuk bisa menghilangkan citranya sebagai partai oposisi selama ini.

"Gerindra apakah mungkin? Itu mungkin saja terjadi. Memang tergantung Pak Prabowo, tapi 15 tahun menjadi oposisi itu tidaklah mudah. Pasti ada kade-kader ataupun simpatisannya Gerindra yang dahaga [kekuasaan]," pungkasnya.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Bayu Septianto

tirto.id - Politik
Reporter: Bayu Septianto
Penulis: Bayu Septianto
Editor: Irwan Syambudi