Menuju konten utama

Flu Singapura Adalah Apa, Gejala hingga Cara Mengobatinya

Istilah Flu Singapura sebenarnya kurang tepat karena dalam dunia kedokteran Flu Singapura adalah penyakit HFMD atau penyakit tangan kaki dan mulut.

Flu Singapura Adalah Apa, Gejala hingga Cara Mengobatinya
Ilustrasi penyakit bintik-bintik merah. FOTO/Istockphoto

tirto.id - Flu Singapura ramai menjadi perbincangan di media sosial akhir-akhir ini karena cukup banyak menyerang anak-anak. Bahkan akun media sosial dokter-dokter juga turut mengunggah informasi seputar flu Singapura yang sedang merebak.

Meskipun sering disebut sebagai Flu Singapura, tetapi penyakit yang menyerang anak-anak tersebut bukanlah flu yang berasal dari Singapura dan penyebutan tersebut sebetulnya kurang tepat.

"Istilah Flu Singapura yang sering dibicarakan masyarakat awam sebenarnya kurang tepat karena dalam dunia kedokteran tidak disebut demikian melainkan penyakit Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD) atau penyakit tangan kaki dan mulut. Penyakit ini disebabkan oleh virus dari genus Enterovirus," seperti dilansir dari laman resmi IDAI.

Menurut IDAI spesies enterovirus yang paling sering menyebabkan HFMD adalah Coxsackievirus dan Human Enterovirus 71 (HEV 71).

Terdapat beberapa gejala yang khas dari penyakit ini, di antaranya,

1. HFMD umumnya diawali dengan demam

2. Anak akan mengalami gejala nyeri tenggorokan/menelan

3. Nafsu makan anak akan menurun

4. Anak akan mengalami nyeri atau tidak enak badan

5. Muncul bintik-bintik merah pada rongga mulut

"Setelah demam satu sampai dua hari, timbul bintik-bintik merah di rongga mulut (umumnya berawal di bagian belakang langit-langit mulut) yang kemudian pecah menjadi sariawan," tulis Dokter Spesialis Anak Esther Iriani Hutapea, seperti dilansir dari laman IDAI.

6. Kemudian, 1-2 hari timbul juga ruam-ruam kulit dan bintik-bintik merah di telapak tangan dan kaki

"Meskipun kelainan selaput lendir dan kulit pada HFMD terutama melibatkan rongga mulut, telapak tangan dan kaki, namun ruam dapat juga timbul di tungkai, lengan, bokong dan kulit sekitar kemaluan," ujarnya.

Iriani menjelaskan, meskipun penyakit HFMD atau biasa disebut Flu Singapura ini umumnya menyerang anak-anak, tetapi orang dewasa dan orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh kurang baik juga bisa tertular Flu Singapura, meski sebagian dari meraka mungkin tidak menunjukkan gejala sama sekali (asimtomatik).

"Kelompok ini bukanlah kelompok penderita namun potensial sebagai pembawa (carrier) virus HFMD dan menyebarkan virus ini," katanya.

Iriani juga mengatakan, meskipun pada umumnya penyakit ini menunjukkan gejala yang ringan, tetapi pada beberapa kasus HFMD ternyata dapat menyebabkan komplikasi yang berat. Lesi di daerah mulut dapat menyebabkan kesulitan minum dan makan sehingga anak mengalami dehidrasi.

"Beberapa laporan menyebutkan kasus HFMD berat seperti meningitis (radang selaput otak) dan ensefalitis yang mengakibatkan pasien harus dirawat intensif atau bahkan mengakibatkan kematian. Beberapa penelitian menunjukkan HEV 71 merupakan strain tersering penyebab HFMD berat," katanya.

Selain itu, menurut Iriani pada beberapa laporan kasus HFMD juga menunjukkan bahwa HFMD dapat menyebabkan komplikasi berupa lepasnya kuku jari tangan dan kaki dan terjadi beberapa minggu setelah fase akut HFMD. Meskipun demikian, kelainan ini bersifat sementara dan kuku dapat tumbuh kembali.

Bagaimana penularan HFMD dan pengobatannya?

Iriani menjelaskan bahwa penularan virus HFMD terjadi melalui sekret/cairan hidung (ingus), tenggorokan (ludah, dahak), lesi kulit yang pecah, dan dari kotorannya.

Penyebaran virus ini mudah terjadi bila terdapat kontak erat dengan penderita (berbicara, memeluk, mencium), melalui udara (bersin, batuk), kontak dengan kotoran pasien, dan kontak dengan objek atau permukaan yang tercemar oleh virus HFMD (memegang gagang pintu, permukaan meja, perabotan yang tercemar virus tersebut, dll).

Penularan HFMD ini umumnya akan sangat mudah terjadi pada minggu pertama anak sakit, tetapi tak menutup kemungkinan bahwa penderita HFMD masih akan bisa menularkan virus beberapa hari atau minggu setelah gejala dan tanda infeksi hilang.

Meski penyakit ini berpotensi menyebabkan anak dehidrasi lantaran sulit makan akibat lesi di daerah mulut, tetapi menurut Iriani tak ada pengobatan khusus untuk penyakit HFMD atau Flu Singapura ini.

"Tidak ada pengobatan khusus untuk HFMD, pengobatan bersifat simptomatik untuk mengatasi keluhan yang ditimbulkannya. Parasetamol dapat diberikan untuk mengatasi demam dan nyeri. Kompres hangat dan pemberian minum yang lebih sering juga membantu menurunkan demam anak. Pada anak yang lebih besar, kumur-kumur dengan obat kumur dapat mengurangi nyeri akibat luka-luka di mulut," katanya.

Bagaimana cara mencegah penularan HFMD?

Menurut Iriani hingga saat ini masih belum ada vaksin yang bisa mencegah penyakit HFMD, sehingga penderita HFMD sebaiknya diisolasi guna mencegah penularan lebih lanjut. Namun, ketika anak sudah mengalai tanda-tanda dehidrasi maka orang tua sebaiknya segera membawa anak ke rumah sakit atau layanan kesehatan terdekat untuk mendapat perawatan lebih lanjut.

Sementara itu, untuk mencegah penularan penyakit HFMD ada beberapa cara yang bisa dilakukan, di antaranya,

1. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) perlu dipraktekkan untuk mencegah penularan

2. Upaya untuk mencegah infeksi HFMD dapat dilakukan dengan cara tidak membuang ludah dan menyentuh mulut serta mata sembarang

3. Biasakan menutup hidung dan mulut saat batuk dan bersin

4. Bersihkan tangan setiap kali setelah menyentuh permukaan yang kotor dan sebelum makan

Baca juga artikel terkait FLU SINGAPURA atau tulisan lainnya dari Nur Hidayah Perwitasari

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Nur Hidayah Perwitasari
Editor: Iswara N Raditya