tirto.id - Langit akan diwarnai dua fenomena astronomi pada 21 Juli 2020 yaitu Fase Bulan Baru dan Oposisi Saturnus. Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) menjelaskan fenomena bulan baru akan terjadi pada pukul 00.32.44 WIB.
Bulan akan berjarak 377.192 km dari pusat. Hilal pada fase Bulan baru dapat diamati dengan menggunakan alat bantu seperti binokular dan teleskop sebelum maupun setelah Matahari terbit.
Periode revolusi Bulan pada bidang orbitnya dihitung dari posisi fase bulan baru ke fase setengah purnama awal ke fase purnama ke fase setengah purnama akhir dan kembali ke fase bulan baru disebut sebagai periode sinodis, yang secara rata-rata ditempuh dalam waktu 29,53059 hari (29 hari 12 jam 44 menit 03 detik).
Bentuk orbit Bulan saat Bulan mengelilingi Bumi adalah elips. Akibatnya pada suatu saat Bulan akan berada pada posisi terdekat dari Bumi, yang disebut sebagai perige, dan pada saat lain akan berada pada posisi terjauh dari Bumi, yang disebut sebagai apoge.
Periode revolusi Bulan pada bidang orbitnya dihitung dari posisi perige ke apoge dan kembali ke perige disebut sebagai periode anomalistik, yang secara rata-rata ditempuh dalam waktu 27,55455 hari (27 hari 13 jam 18 menit 33 detik).
Karena lama waktu yang ditempuh Bulan untuk menyelesaikan kedua periode tersebut berbeda, pada suatu saat Bulan akan berada pada fase bulan baru dan posisinya di apoge.
Di saat yang lain Bulan akan berada pada fase purnama dan posisinya di perige. Demikian juga hal yang sebaliknya bisa terjadi. Hal ini dapat diketahui dengan membandingkan waktu saat Bulan pada fase tertentu dengan waktu saat posisi Bulan di perige atau apoge.
Oposisi Saturnus
Oposisi Saturnus akan memperlihatkan bagaimana Saturnus, Bumi, dan Matahari berada pada satu garis lurus. Puncak oposisi akan terjadi pada 05.33 WIB dan dapat diamati dari wilayah Indonesia bagian barat selama Matahari belum terbit.
Fenomena ini membuat cakram Saturnus akan sepenuhnya diterangi, seperti yang terlihat dari Bumi. Jadi Saturnus akan terlihat lebih terbesar dan lebih terang. Terlebih lagi, fenomena Bulan Fase Baru pada waktu yang bersamaan akan menjamin langit bebas bulan pada hari istimewa Saturnus.
Forbes menulis bahwa Oposisi Saturnus adalah waktu yang tepat untuk melihat Saturnus berikut cakram dan cincinnya dimana akan terlihat paling terang sepanjang tahun. Di samping itu, Anda juga dapat melihat terbit dan terbenamnya Saturnus di langit.
Saturnus adalah planet keenam yang terjauh dari matahari, dan merupakan planet yang paling jauh yang mudah terlihat oleh mata tanpa bantuan.
Teleskop mengungkapkan cincinnya di abad ke-17. Wahana antariksa di abad ke-20 mengungkapkan bahwa apa yang kita anggap sebagai tiga cincin di sekitar Saturnus sebenarnya adalah ribuan cincin tipis dan terinci yang terbuat dari bongkahan es kecil.
Saturnus juga memiliki 62 bulan dengan orbit yang dikonfirmasi. Hanya 53 satelit Saturnus yang memiliki nama, dan hanya 13 yang memiliki diameter lebih dari 50 kilometer (sekitar 30 mil), demikian diwartakan Earth Sky.
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Dipna Videlia Putsanra