tirto.id - Perang Rusia dan Ukraina masih terus berlangsung sampai hari ini, Rabu, 20 Juli 2022 atau sudah memasuki hari ke-147 invasi. Menurut berita terbaru, Presiden Rusia Vladimir Putin mengunjungi Iran dan dia mengaku mendapat dukungan dari negara itu.
The Guardian melaporkan, Putin mendapatkan dukungan dari pemimpin tertinggi Iran untuk invasi Rusia ke Ukraina. Pemimpin Agung Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan kepada Putin bahwa dia tidak setuju dengan perang karena banyak yang menderita, tetapi dia melihat sesuatu yang lain dari Putin.
“Perang adalah masalah yang keras dan sulit, dan Iran sama sekali tidak senang bahwa orang-orang biasa menderita karenanya, tetapi dalam kasus Ukraina jika Anda tidak mengambil inisiatif, pihak lain akan menyebabkan kekacauan," kata Ali Khamenei.
"Perang dengan inisiatifnya sendiri … Jika jalan terbuka untuk NATO, ia tidak mengenal batas dan jika tidak dihentikan di Ukraina mereka akan memulai perang yang sama beberapa waktu kemudian dengan dalih Krimea.”
Ali Khamenei menambahkan bahwa Iran dan Rusia perlu tetap waspada terhadap "penipuan barat". Dia juga menyerukan kerja sama jangka panjang antara Iran dan Rusia. “Kerja sama jangka panjang Iran dan Rusia sangat, sangat bermanfaat bagi kedua negara,” katanya.
Situasi Terkini Perang Rusia dan Ukraina
Rusia kembali melakukan serangan rudal di Rusia di kota pelabuhan Laut Hitam Odesa. Menurut pihak berwenang, serangan itu melukai sedikitnya empat orang dan membakar rumah-rumah, demikian seperti dikutip Al Jazeera.
Pihak Ukraina mengatakan tentara Rusia berupaya maju ke arah kota Avdiyivka di utara Donetsk tetapi gagal, mereka didorong mundur setelah beberapa hari pertempuran, menderita kerugian besar, dengan sekitar 40 orang tewas.
Di sisi lain, komandan militer utama Ukraina mengatakan sistem roket jarak jauh yang dipasok AS membantu "menstabilkan situasi" melalui "serangan besar di titik komando musuh, gudang amunisi dan penyimpanan bahan bakar".
Ukraina tidak ingin perang terjadi sampai musim dingin karena akan memberi waktu bagi pasukan Rusia menggali dan membuat serangan balasan Ukraina menjadi lebih sulit.
Kepala staf Presiden Volodymyr Zelenskiy, Andry Yermak, mengatakan: “Sangat penting bagi kita untuk tidak memasuki musim dingin. Setelah musim dingin, ketika Rusia memiliki lebih banyak waktu untuk menggali, itu pasti akan lebih sulit.”
Dmitry Medvedev, mantan presiden Rusia, mengatakan bahwa perdamaian di Ukraina akan sesuai dengan persyaratan Moskow. Medvedev kini menjabat sebagai wakil kepala dewan keamanannya.“Rusia akan mencapai semua tujuannya. Akan ada perdamaian – dengan syarat kami.”
Putin mengklaim Rusia belum melihat keinginan yang teguh dari Ukraina untuk memenuhi persyaratan dari apa yang dia gambarkan sebagai kesepakatan damai awal mulai Maret.
Editor: Iswara N Raditya