Menuju konten utama

Fakta Penyebab Bukit Teletubbies Gunung Bromo Kebakaran Lagi

Fakta Bukit Teletubbies di kawasan Gunung Bromo terbakar lagi, apa penyebabnya?

Fakta Penyebab Bukit Teletubbies Gunung Bromo Kebakaran Lagi
Arsip foto - Personel gabungan Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) pada saat melakukan proses pemadaman api di area savana, di wilayah Kabupaten Malang, Jawa Timur, Rabu (30/8/2023). ANTARA/HO-BB TNBTS/pri.

tirto.id - Area hutan Blok Savana atau Bukit Teletubies di kawasan Taman Nasional Gunung Bromo Jawa Timur mengalami kebakaran lagi pada Rabu (6/9/2023). Ini merupakan kejadian kebakaran hutan dan lahan ketiga dalam 8 hari yang terjadi di kawasan wisata andalan Jawa Timur tersebut. Lantas, apa penyebabnya?

Sebelumnya, kebakaran hutan juga terjadi di kawasan Gunung Bromo pada Kamis (31/8/2023) dan Jumat (1/9/2023). Atas peristiwa tersebut, Balai Besar Taman Nasional Gunung Bromo Tengger Semeru (TNBTS) sempat menutup beberapa pintu masuk ke kawasan wisata TNBTS sejak 1 September 2023.

“Untuk kelancaran upaya pemadaman serta memperhatikan keamanan pengunjung, maka kunjungan wisata Bromo melalui pintu masuk Jemplang, Coban Trisula, dan Senduro ditutup untuk pengunjung,” demikian kutipan isi siaran pers dari pengelola TNBTS.

kebakaran gunung bromo

Pengumuman penutupan pihak Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) melalui akun resmi Balai Besar TNBTS. kebakaran yang terjadi di Blok Savana Lembah Watangan/Blok Teletubbies. FOTO/pasuruankab.go.id/

Sebagai informasi, akses wisata Gunung Bromo memiliki beberapa pintu masuk, yakni dari Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Lumajang, dan Kabupaten Malang.

Beberapa pintu masuk tersebut akhirnya dibuka pada Selasa (5/9/2023) mulai pukul 15.00 WIB. Namun, belum lama dibuka, kebakaran hutan dan lahan di area Bukit Teletubbies terjadi lagi, tepatnya pada Rabu (6/9/2023).

Apa Penyebab Bukit Teletubbies Gunung Bromo Kebakaran Lagi?

Kebakaran hutan dan lahan terbaru yang terjadi di Bukit Teletubbies Gunung Bromo pada Rabu (6/9/2023) diduga disebabkan karena ulah pengunjung.

Dari informasi yang dihimpun, kebakaran tersebut terjadi lantaran dinyalakannya flare atau suar oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab saat menghadiri sesi foto prewedding di kawasan wisata tersebut.

Kepala Bagian Tata Usaha Balai Besar TNBTS, Septi Eka Wardhani, menyampaikan bahwa ada 6 orang yang diduga sebagai penyebab kejadian kebakaran hutan di Bukit Teletubbies. Ke-6 orang tersebut menjalani pemeriksaan di Kepolisian Resor (Polres) Probolinggo.

"Iya, (penyebab kebakaran) diduga seperti itu (penyalaan suar). Pelaku sudah kami amankan," sebut Septi Eka Wardhani di Kota Malang, Provinsi Jawa Timur, Kamis (7/9/2023), seperti diwartakan Antara.

"Sementara yang diamankan enam orang, tapi kami masih belum bisa menyebutkan siapa tersangka. Nanti, kami menunggu penyelidikan lebih lanjut," lanjutnya.

Kebakaran lahan di Bukit Teletubbies

Arsip Foto - Petugas Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru berupaya memadamkan kebakaran yang terjadi di sabana di wilayah Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, Rabu (30/8/2023). ANTARA/HO-Balai Besar TNBTS

Balai Besar TNBTS masih berupaya untuk memadamkan kebakaran hutan tersebut. "Kondisi saat ini masih belum padam, terutama di arah puncak yang sulit dijangkau," ungkap Septi Eka Wardhani.

Akibat kejadian yang kembali berulang itu, kawasan wisata Gunung Bromo terpaksa ditutup lagi hingga batas waktu yang belum ditentukan demi kelancaran proses pemadaman dan keamanan pengunjung.

“Kegiatan wisata Gunung Bromo ditutup secara total mulai Rabu malam (6/9) pukul 22.00 WIB,” tegas Septi Eka Wardhani.

Kawasan Gunung Bromo merupakan salah satu destinasi wisata unggulan di Jawa Timur. Sepanjang tahun 2022 lalu, lokasi ini dikunjungi sebanyak 318.919 wisatawan, yang terbagi dari 310.418 wisatawan domestik dan sebanyak 8.501 merupakan wisatawan asing.

Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang diperoleh dari aktivitas wisata di kawasan Gunung Bromo mencapai Rp11,65 miliar pada 2022 lalu dan meningkat cukup signifikan jika dibandingkan tahun sebelumnya yakni Rp4,85 miliar.

-------

Artikel ini telah mengalami koreksi ulang karena terdapat kesalahan penulisan mengenai penetapan tersangka. Redaksi memohon maaf atas kesalahan tersebut.

Baca juga artikel terkait KEBAKARAN HUTAN atau tulisan lainnya dari Iswara N Raditya

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Iswara N Raditya
Editor: Yantina Debora