Menuju konten utama

Profil Gunung Bromo, Lokasi, Jalur, dan Sejarah Letusan

Profil Gunung Bromo yang berlokasi di tiga persimpangan jalur dan sejarah letusannya.

Profil Gunung Bromo, Lokasi, Jalur, dan Sejarah Letusan
Tiga orang menunggang kuda dengan latar belakang Gunung Bromo yang menyemburkan abu vulkanis di Probolinggo, Jawa Timur, Jumat (15/3/2019). ANTARA FOTO/Umarul Faruq/wsj.

tirto.id - Gunung Bromo merupakan salah satu dari lima gunung yang terletak di komplek Pegunungan Tengger. Gunung ini memiliki daya tarik dari segi keindahan alam maupun kemudahan jalur pendakiannya.

Objek wisata Gunung Bromo kebanyakan berasal dari fenomena dan atraksi alami. Gejala alam istimewa di gunung ini salah satunya adalah kawah di tengah kawah (crater in the crater). Di samping itu, area sekitar gunung juga dihiasi dengan hamparan laut pasir.

Menurut laman resmi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Badan Geologi, pendaki yang berhasil sampai ke puncak Gunung Bromo akan melihat kawah yang menganga lebar dan kepulan asap.

Gejala - gejala ini menandakan bahwa Gunung Bromo masih aktif. Dari puncak Gunung Bromo pengunjung juga bisa menikmati atau menyaksikan kawan Bromo dengan kepulan - kepulan asapnya yang cenderung tipis.

Lokasi Gunung Bromo dan Jalurnya

Wilayah Gunung Bromo terpecah ke dalam empat kabupaten di Jawa Timur yakni Malang, Pasuruan, Probolinggo, dan Lumajang. Agar bisa berkunjung ke lokasi wisata ini, pendaki bisa menggunakan rute umum yang sering dilintasi.

Berikut sejumlah rute atau jalur menuju Gunung Bromo, seperti dilansir dari laman Wisata Bromo:

1. Jalur ke Bromo dari Kabupaten Probolinggo

  • Tongas - Lumbang - Sukapura - Ngadisari - Cemoro Lawang - Gunung Bromo
  • Kota Probolinggo - Ketapang - Patalan - Sukapura - Ngadisari - Cemoro Lawang - Gunung Bromo

2. Jalur ke Bromo dari Kabupaten Malang

  • Tumpang - Gubuk Klakah - Jemplang - Penanjakan - Gunung Bromo

3. Jalur ke Bromo dari Kabupaten Pasuruan

  • Wonorejo - Warungdowo - Tosari - Wonokitri - Penanjakan - Gunung Bromo

4. Jalur ke Bromo dari Kabupaten Lumajang

  • Senduro - Burno - Ranu Pane - Gunung Bromo

Tidak hanya dari rute - rute ini, pendaki juga bisa memakai petunjuk dari Google Maps, terutama jika jalur ke Gunung Bromo ditempuh dengan kendaraan roda dua atau mobil pribadi. Untuk meminta bantuan Google Maps, pendaki bisa mengklik tautan berikut: Google Maps.

Sejarah Letusan Gunung Bromo

Menurut catatan sejarah, letusan atau peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Bromo terjadi sejak 1804. Erupsi gunung ini bisa berlangsung pendek alias hanya beberapa hari saja. Misalnya, pada 1860 Bromo mengalami erupsi dalam kurun 3 hari mulai 12 - 14 Juni. Walakin, letusannya bisa pula berlangsung satu bulan atau lebih, secara terus menerus.

Peningkatan kegiatan/letusan yang tercatat dalam sejarah aktivitas vulkanik Gunung Bromo sudah ada sejak kurang lebih 200 tahun.

Daur erupsi Gunung Bromo tidak menentu. Masa istirahat terpendeknya kurang dari satu tahun. Sementara itu, masa istirahat terpanjangnya adalah 16 tahun.

Karakter erupsi yang terjadi pada gunung ini cenderung bersifat efusif dan eksplosif dari kawah pusat. Setiap kali erupsi, kawah akan menyemburkan abu, pasir, lapilli, terkadang memuntahkan bongkah lava, dan bom vulkanik.

Hal berbeda terjadi pada 1980. Ketika erupsi terjadi pada saat itu, dasar kawahnya membentuk sumbat lava.

Aktivitas Gunung Bromo saat ini umumnya hanya berupa hembusan asap putih tipis hingga putih tebal dengan ketinggian sekitar 50 meter hingga 100 meter. Sumbernya adalah dari bibir kawah, dengan arah hembusan yang biasanya mengarah ke barat dan barat laut.

Baca juga artikel terkait EDUKASI DAN AGAMA atau tulisan lainnya dari Ega Krisnawati

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Ega Krisnawati
Penulis: Ega Krisnawati
Editor: Fadli Nasrudin