tirto.id - Ukraina masih terus berperang melawan Rusia sampai hari ini, Selasa, 6 September 2022, bahkan sudah memasuki hari ke-195 invasi. Lantas, peristiwa apa saja yang terjadi? Bagaimana perkembangan konflik kedua negara?
Seperti dilaporkan The Guardian, angkatan bersenjata Ukraina mengklaim pasukannya berhasil menangkis serangan Rusia di wilayah timur dan menghalangi posisi mereka di dekat Kramatorsk, kota penting di Donetsk.
Pasukan Ukraina juga diklaim berhasil mengganggu penyeberangan Rusia di dekat Kherson, terutama dalam menggunakan artileri jarak jauh di Kharkiv. Di sisi lain, Rusia mengaku mendorong kembali serangan di Kherson.
Menurut keterangan pejabat Ukraina, saluran listrik cadangan di pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia telah diputus untuk memadamkan api. Pembangkit nuklir itu terletak di kota Energodar, Ukraina, kini sudah dikuasai Angkatan Bersenjata Rusia.
“Karena kebakaran yang disebabkan oleh penembakan, jalur [cadangan] terputus, yaitu jalur terakhir yang menghubungkan hub ZNPP/ZTPP ke sistem tenaga Ukraina.”
Kendati demikian, Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengatakan saluran itu tidak rusak. “ZNPP terus menerima listrik yang dibutuhkan untuk keselamatan dari reaktor operasi tunggalnya,” katanya.
Badan pengawas nuklir PBB menambahkan, jalur cadangan "akan disambungkan kembali setelah api padam."
Situasi Perang Rusia dan Ukraina Hari ke-195
Kantor berita Rusia, TASS melaporkan, kunjungan IAEA ke pembangkit nuklir di Zaporizhzhia gagal memenuhi harapan masyarakat setempat karena tidak akan mengakhiri pemboman artileri. Hal itu disampaikan oleh kepala pemerintahan sipil-milier di kawasan itu, Yevgeny Balitsky.
"Kami berharap pengaruh IAEA akan cukup untuk menghentikan penembakan. Ini adalah hal utama yang ingin kami tunjukkan: siapa yang menembaki kami, siapa teroris nuklir hari ini," kata Balitsky di saluran TV Langsung Soloviev.
Selama beberapa hari terakhir, klaim Rusia, pasukan Ukraina melakukan beberapa serangan di tempat PLTN Zaporozhye, menggunakan drone, artileri berat dan sistem roket multi-peluncuran.
Menurut Balitsky, pada pertemuan Dewan Keamanan PBB pada 6 September, warga dan personel PLTN tidak lagi berharap untuk mendengar kebenaran tentang situasi konflik.
"Kami tidak memiliki harapan seperti itu, saya berbicara tidak hanya atas nama saya sendiri, saya berbicara atas nama orang-orang yang tetap berhubungan dengan saya, personel pembangkit listrik dan orang-orang yang tinggal di wilayah pembebasan Zaporozhye," kata Balitsky.
Dia mengatakan, isu-isu yang telah dicatat komisi IAEA dalam agendanya sama sekali tidak berkontribusi untuk menghentikan pemboman atau mencegah potensi kecelakaan nuklir.
Menurut dia, kehadiran perwakilan IAEA di pembangkit listrik tidak membawa hasil yang diinginkan, karena "tidak peduli sama sekali tentang fakta bahwa ada monitor Eropa [dalam perang ini]."
Editor: Iswara N Raditya