Menuju konten utama

Fakta Kematian Bripka Arfan di Tengah Kasus Penggelapan Pajak

Ayah Bripka Arfan, Fince Saragih, tak yakin anaknya nekat bunuh diri. Dia tak percaya dengan alasan meminum sianida.

Fakta Kematian Bripka Arfan di Tengah Kasus Penggelapan Pajak
ilustrasi olah TKP. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Polda Sumatra Utara turun tangan untuk menelusuri kasus kematian Bripka Arfan Saragih, anggota Satlantas Polres Samosir. Ia diduga menenggak sianida yang dicampur dengan minuman bersoda.

"Saat ini perkara tersebut sudah ditangani Polda Sumut," kata Kabid Humas Polda Sumatra Utara Kombes Pol Hadi Wahyudi, Sabtu, 25 Maret 2023.

Kepolisian daerah membentuk tim yang terdiri dari Reserse Kriminal Khusus, Reserse Kriminal Umum, dan Bidang Profesi dan Pengamanan. Polisi juga melakukan olah tempat kejadian perkara dan memeriksa saksi.

Berikut fakta selengkapnya:

Penemuan Jenazah

6 Februari, polisi yang juga rekan Arfan, menemukan tubuh Arfan tak bernyawa di kawasan tebing Dusun Simullop, Desa Siogung Ogung, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir. Polisi menemukan botol minuman soda yang diduga dicampur dengan sianida.

Di dekat tubuhnya tergeletak tas yang berisi 19 BPKB dan 25 STNK. Kapolres Samosir AKBP Yogie Hardiman berkata merujuk hasil autopsi penyebab kematian karena racun.

“Hasil pemeriksaan dokter forensik, Bripka AS meninggal akibat minum cairan sianida,” ujar Yogie.

Dugaan Penggelapan

Arfan diduga menggelapkan uang wajib pajak senilai Rp2,5 miliar di Samsat Samosir UPT Pangururan, sejak tahun 2018. Lantas kuasa hukum keluarga Arfan, Fridolin Siahaan, menyatakan almarhum hendak membongkar praktik curang ini sebelum kematiannya.

"Kami tidak ingin menutupi penggelapan pajak tersebut. Karena janji almarhum, ingin membuka apa dan siapa saja di dalam kasus penggelapan pajak ini,” ujar Fridolin di Bareskrim Polri, Jumat, 24 Maret.

Fridolin berpendapat kematian kliennya untuk menutupi mata rantai penggelapan pajak.

Ancaman Bos

Jeni Simorangkir, istri Bripka Arfan, berkata Kapolres Samosir AKBP Yogie Hardiman diduga sempat mengancam suaminya pada 23 Januari. Hal itu diketahui karena almarhum menceritakan perihal ancaman.

Setelah apel, si Kapolres memanggil Bripka Arfan ke ruangannya dan menyita ponselnya. "Kapolres bilang kepada almarhum terkait dengan masalah (penggelapan pajak) ini. Dia bilang 'Bekingmu siapa, selama jenderal bintang satu atau jenderal bintang dua, saya tidak takut. Kalau bintang tiga baru takut'," ujar Jeni menirukan suaminya.

Bahkan Kapolres disebut mengancam akan membuat istri dan anak Bripka Arfan sengsara.

Luka di Tubuh

Ayah Bripka Arfan, Fince Saragih, tak yakin anaknya nekat bunuh diri. Dia tak percaya dengan alasan meminum sianida. Sebelum dimakamkan pada 8 Februari, di kampung halamannya di Dusun Pagar Janji, Mariahbuttu, Silau Kahean, Simalungun, sang bapak melihat keanehan di tubuh almarhum.

Kejanggalannya yakni kepala bagian belakang melunak, luka tusuk dan terbakar di bagian leher.

Baca juga artikel terkait POLISI TEWAS atau tulisan lainnya dari Adi Briantika

tirto.id - Hukum
Reporter: Adi Briantika
Penulis: Adi Briantika
Editor: Fahreza Rizky