tirto.id - Kemenangan atas Perancis di Piala Dunia 2022 sangat berarti bagi warga Argentina. Demi merayakan itu, sekitar jutaan orang secara nasional turun ke jalan untuk bernyanyi, menari dan menyemprotkan asap biru-putih.
Presiden Argentina Alberto Fernandez membuat keputusan untuk membuat libur nasional pada hari Selasa supaya negara tersebut bisa merayakan kemenangan Piala Dunia 2022.
Penggemar sepak bola membanjiri sekitar monumen Obelisk di Buenos Airnes. Namun demikian, seperti diberitakan Sky News pada Rabu, 21 Desember 2022, parade bus terbuka untuk menyambut para pahlawan Piala Dunia Argentina harus dibatalkan karena perayaan berubah menjadi kekacauan.
Perayaan Kemenangan Berujung Kericuhan
Beberapa penggemar telah menunggu berjam-jam untuk pawai, tetapi berubah menjadi bentrok dengan polisi anti huru hara dan berujung pada kekerasan.
Sementara itu, Fox Sports memberitakan, seorang anak laki-laki berusia 5 tahun koma saat penggemar bentrok dengan polisi. Sedangkan satu orang dilaporkan tewas. Situasi berubah menjadi kacau ketika para penggemar mulai mengerumuni bus tim.
Menurut media lokal dengan mengutip sumber polisi, para pemain tidak bisa masuk ke monumen Obelisk karena jumlah penonton diperkirakan mencapai empat juta orang. Alhasil, bus hanya bisa berjalan lambat selama lebih dari empat jam hingga akhirnya pawai dibatalkan.
Kepada Sky News, wartawan sepak bola Tim Vickery mengatakan, jutaan orang berbaris di jalan-jalan ibu kota dan dia "berpikir itu bisa menjadi bencana" sebelum parade dibatalkan.
"Ketika bus tim [Messi dan kawan-kawan] lewat di bawah jembatan, ada orang yang mencoba melompat ke bus dari jembatan.”
“Bus tidak bisa maju, terlalu banyak orang, sehingga terpaksa mengambil keputusan untuk meninggalkan rute bus tersebut,” kata Vickery.
Dia menambahkan: "Tampaknya itu adalah pilihan yang paling aman karena benar-benar terlihat terlalu berlebihan."
Saking ramainya, Lionel Messi dan rekan satu tim Argentina harus naik helikopter untuk terbang di atas ibu kota Buenos Aires. Pemerintah menyebutnya sebagai parade udara.
"Kami marah karena pemerintah tidak mengatur ini dengan baik sehingga kami semua bisa merayakannya," kata Diego Benavídez, 25 tahun, seperti dikutip NPR.
Padahal, dia sudah menunggu sejak pagi untuk melihat timnas Argentina. "Mereka mencuri Piala Dunia dari kami."
Ketika sebagian besar penggemar berhamburan keluar dari pusat kota Buenos Aires pada malam hari, terjadi bentrokan dengan penegak hukum. Menurut laporan media setempat, setidaknya delapan orang terluka.
Peristiwa itu berawal ketika petugas pemadam kebakaran pergi ke Obelisk, tempat perayaan, untuk mengusir beberapa orang yang menerobos masuk ke dalam monumen.
Editor: Iswara N Raditya