tirto.id - Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah menilai Partai Keadilan Sejahtera (PKS) akan sulit lolos presidential threshold. Fahri menilai terdapat dua faktor yang memungkinkan itu terjadi dikarenakan kesalahan dari partai sendiri.
"Kalau yang dibangun kultur pimpinan PKS sekarang nih susah, itu ngurus DKI saja nggak beres-beres, dan lain-lain. Banyak masalah yang nggak sanggup kerjakan akhirnya mecat-mecatin orang. Nih, sekarang gimana saya mau prediksi PKS mau lolos threshold sementara menjelang pemilu ini dia lakukan dua hal," kata Fahri saat ditemui di DPR RI, Senin (4/3/2019) pagi.
Pertama, kata Fahri, PKS telah meminta kepada semua caleg untuk menandatangani surat pengunduran diri bertanggal kosong. Ke depannya, kata Fahri, pimpinan partai bisa memberikan tanda tangan ke surat itu untuk diserahkan ke KPU dan caleg dinyatakan gugur.
"Kalau Anda mau jadi caleg, mau berjuang untuk PKS, tapi bikin surat gitu. Katanya dilakukan untuk menghindari kasus Fahri. Lho, ya enggak bisa dong. Pejabat publik seperti saya diberikan mandat oleh rakyat, nggak bisa diserahkan ke partai. Partai hanya mencalonkan. Yang dicalonkan itu ada yang dipilih rakyat, ada yang tidak dipilih rakyat. Setelah mendapatkan mandat rakyat ya tidak bisa main ditarik saja," kata Fahri.
Kedua, kata Fahri, semua kader PKS diminta menandatangani kesetiaan ulang kepada partai.
"Orang nanya ini apa partai? Akhirnya orang kabur. Ngapain kayak gitu. Partai kan memperluas basis, ini kerjanya mecatin orang. Ya nggak bakal lolos lah, berat. Meskipun saya percaya Pak Prabowo menang karena arus bawah, tapi PKS berat," katanya.
Sebelumnya Fahri mengatakan bahwa PKS tidak datang di agenda Gerakan Arah Indonesia Baru (GARBI) karena sedari awal PKS lebih cenderung mendukung Jokowi. Statemen Fahri tersebut memperpanjang perseteruan antara Fahri Hamzah dengan bekas partainya tersebut.
Penulis: Haris Prabowo
Editor: Maya Saputri