tirto.id - Seorang pria di Jagakarsa, Jakarta Selatan melakukan bunuh diri dengan cara menyiarkan secara langsung melalui Facebook, Jumat (17/3/2017). Video tersebut sempat tayang hampir sepuluh jam sebelum Facebook menghapus video bunuh diri pemilik akun tersebut.
Facebook sendiri sebenarnya memiliki layanan untuk mencegah terjadinya siaran langsung bunuh diri melalui tools Laporkan Isi Mengenai Bunuh Diri.
"PENTING: Jika Anda mengetahui ancaman bunuh diri di Facebook, segera hubungi penegak hukum atau saluran bunuh diri. Jika orang yang Anda khawatirkan adalah anggota komunitas militer AS, pastikan untuk menyebutkan hal ini agar mereka dapat memberikan bantuan khusus pada orang ini," demikian sebut penjelasan dalam layanan tersebut.
Dalam layanan itu pelapor cukup mengisi formulir tentang nama pelapor dan menautkan URL akun profil orang yang diduga akan melakukan siaran bunuh diri.
Layanan yang diluncurkan sejak 1 Maret 2017 setidaknya bermanfaat bagi siapapun untuk mencegah terjadinya aksi bunuh diri yang akan disiarkan langsung melalui Facebook.
Manajer produk Facebook Vanessa Callison-Burch saat peluncuran layanan itu mengatakan kepada BBC bahwa laporan dari itu akan ditinjau cepat oleh tim operasi komunitas jaringan.
"Kita tahu bahwa kecepatan adalah penting ketika hal-hal yang mendesak," kata Vanessa Callison-Burch.
Direktur National Suicide Prevention Lifeline US, Dr John Draper, memuji usaha Facebook tersebut. Tapi dia berharap Facebook bisa lebih dari sekedar menerima laporan tapi juga bisa langsung menghubungi pihak yang bisa membantu orang yang diduga akan melakukan bunuh diri.
"Ini adalah sesuatu yang telah kita bahas bersama Facebook," kata Dr John Draper.
"Semakin kita bisa memobilisasi jaringan dukungan bagi mereka yang sedang tertekan, semakin besar kemungkinan mereka untuk mendapatkan bantuan," kata Draper "Pertanyaannya adalah bagaimana kita bisa melakukan itu dengan cara yang tidak terasa invasif."
Callison-Burch mengakui bahwa kontak dari teman atau keluarga itu biasanya lebih efektif daripada pesan dari Facebook, tetapi ia menambahkan bahwa hal itu tidak akan selalu tepat untuk itu untuk memberitahu mereka.
"Kami peka terhadap privasi dan saya pikir kita tidak selalu tahu dinamika pribadi antara orang dan teman-teman mereka dengan cara itu, jadi kami mencoba untuk melakukan sesuatu yang menawarkan dukungan dan pilihan," katanya.
Penulis: Agung DH
Editor: Agung DH