tirto.id - Facebook menghapus lebih dari 3 miliar akun palsu dalam enam bulan, tepatnya dari dari Oktober 2018 sampai dengan 2019.
Jumlah tersebut dua kali lipat lebih besar daripada 6 bulan sebelumnya ketika Facebook melakukan hal yang sama. Akun-akun tersebut, menurut pihak Facebook pada Kamis (23/5/2019), terindikasi belum sempat aktif sama sekali di sosial media tersebut.
Associated Press melaporkan, Facebook meluncurkan sebuah laporan baru yang melihat adanya perkembangan masif pembuatan akun kekerasan palsu. Sebagian akun tersebut terblokir dalam hitungan menit setelah dibuat.
Penciptaan akun-akun palsu tersebut acap kali menggunakan sistem otomatis di komputer sehingga dalam satu waktu jutaan akun baru tercipta. Tidak menutup kemungkinan pihak Facebook kecolongan menyaring akun-akun tersebut.
Hasilnya, perusahaan memperkirakan 5% dari 2,4 miliar pengguna aktif adalah akun palsu, atau sekitar 119 juta. Persentase ini meningkat dari 3% atau 4% dari laporan semester lalu.
Facebook menghadapi tantangan besar untuk menghapus akun-akun yang tercipta secara otomatis yang menyebarkan spam, berita palsu, dan materi lainnya. Meskipun perangkat Facebook untuk memindai akun-akun palsu telah dimutakhirkan, masih perlu kerja keras untuk menghapus akun-akun palsu ini.
Jumlah tersebut terus bertambah dengan maraknya berita palsu, intervensi pemilu yang memicu ujaran kebencian dan kekerasan di AS, Myanmar, India, dan beberapa negara lainnya.
Pada Kamis (23/5/2019), Facebook telah menghapus 7,3 juta unggahan, foto, dan material lainnya yang berkaitan dengan kekerasan dan ujaran kebencian. Jumlah tersebut juga meningkat dari 5,4 juta dari semester sebelumnya.
Bersamaan dengan laporan tersebut, melansir ABC News, Facebook mengungkapkan bagaimana mereka berhadapan dengan perdagangan sistematis, seperti obat-obatan terlarang dan senjata api. Facebook melarang pembelian, penjulan, dan penerimaan senjata api, obat-obatan termasuk ganja, meskipun legal di beberapa negara bagian AS.
Facebook telah mengambil tindakan terhadap 1,5 juta kasus yang berkaitan dengan hal-hal tersebut. Secara umum, menghapus materi dari Facebook juga melibatkan penundaan atau menambahkan layar peringatan ke video yang menunjukkan konten tidak pantas.
Secara khusus, Facebook juga telah membentuk tim yang dipekerjakan untuk meninjau konten kekerasan, pelecehan, dan tidak pantas lainnya di Facebook, seperti dilansir The Guardian. Pekerjaan ini melibatkan mentalitas dan ketajaman pikiran.
Facebook mengandalkan laporan dari para pengguna terhadap konten-konten yang tidak layak. Setiap konten yang dilaporkan tersebut, yang bisa mencapai ribuan dalam sekali shift akan ditinjau ulang oleh tim ini. Jika konten menyalahi standar komunitas, Facebook akan menarik dan menghapus konten tersebut sama sekali dari platformnya.
Mark Zuckeberg juga telah bertemu dengan para pemimpin negara di dunia untuk bersama-sama membahas regulasi media sosial untuk keamanan dan kedamaian di masyarakat.
Penulis: Anggit Setiani Dayana
Editor: Ibnu Azis