Menuju konten utama

Erick Thohir Ungkap Harga Pertamax Bisa Turun

Menteri BUMN Erick Thohir menuturkan harga BBM non subsidi seperti Pertamax berpeluang turun sesuai dengan harga minyak dunia.

Erick Thohir Ungkap Harga Pertamax Bisa Turun
Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan kata sambutan pada Peluncuran BUMN Startup Day 2022 di Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (23/8/2022). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/rwa.

tirto.id - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menuturkan harga bahan bakar minyak (BBM) non subsidi seperti Pertamax berpeluang turun. Hal itu karena harga BBM tersebut ditentukan dengan mekanisme harga minyak mentah.

Dia menjelaskan harga minyak dunia turun, maka Pertamax akan mengikuti mekanisme tersebut dengan menurunkan harga jual kepada masyarakat.

"Banyak juga yang bicara, nanti kalau harga minyak dunia turun seperti apa, ya pasti kita turun, cuma yang mesti diingat apa yang dilakukan pemerintah hari ini, itu mengurangi subsidi," jelas dia dalam keterangan resmi, Kamis (8/9/2022).

Sementara itu, dia menjelaskan BBM seperti Pertalite, Solar, dan Pertamax masih dalam subsidi. Karena itu, Erick menilai jika minyak mentah dunia yang saat ini sebesar 95 dolar AS per barel turun menjadi 75 dolar AS per barel maka akan diikuti dengan harga jual Pertamax kepada masyarakat.

"Kalau nanti harga minyak dunia turun, Pertamax akan harga pasar, jadi bisa saja turun, tapi apakah Solar dan Pertalite itu nanti harga pasar, tidak bisa karena itu subsidi," bebernya.

Lebih lanjut, dia merinci penyesuaian harga Pertamax dari Rp12.500 per liter menjadi Rp14.500 per liter merupakan upaya pemerintah dalam mengalihkan subsidi agar lebih tepat sasaran. Selama ini walaupun sebagai BBM nonsubsidi, Pertamina tetap memberikan subsidi untuk Pertamax. Tidak hanya itu, dia juga mengatakan harga Pertamax sejatinya masih berada di bawah harga keekonomian maupun harga yang ditawarkan kompetitor.

"Karena yang selalu diingatkan, yang kita, pemerintah lakukan hari ini bukan kenaikan harga, tapi pengurangan subsidi," kata dia.

Sementara itu, dia menilai perbandingan harga BBM antarnegara tidak bisa hanya dilihat dari satu sisi saja. Hal itu karena status sebagai negara produsen BBM akan berbeda dengan negara yang hanya mengimpor BBM dalam penentuan harga jual kepada masyarakat.

"Nah ini kadang-kadang persepsi dari masyarakat dibanding-bandingkan, kenapa negara ini lebih murah, karena masih menghasilkan, mayoritas gitu, kalau kita sudah impor," sambungnya.

Erick menjelaskan, Indonesia sejak sembilan tahun lalu sudah bukan lagi menjadi anggota negara pengekspor minyak atau OPEC. Alhasil, Indonesia masuk dalam kategori dengan yang mengimpor BBM sejak 2003.

Sementara itu, pengurangan subsidi BBM akan diimbangi oleh perusahaan dengan menyesuaikan besaran gaji untuk para pekerja. Dia menilai penyesuaian gaji merupakan hal yang lumrah tatkala terjadi pengalihan subsidi BBM.

Baca juga artikel terkait HARGA PERTAMAX atau tulisan lainnya dari Selfie Miftahul Jannah

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Selfie Miftahul Jannah
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Intan Umbari Prihatin