Menuju konten utama

Erick Thohir: Tiap Hari ada 3 Pimpinan BUMN yang Akan Diganti

Erick Thohir menyebut pergantian pimpinan BUMN akan terus dilakukan secara konsisten mulai tahun depan, untuk mendapatkan figur terbaik.

Erick Thohir: Tiap Hari ada 3 Pimpinan BUMN yang Akan Diganti
Menteri BUMN Erick Thohir (tengah) berbincang dengan Menteri Perdagangan Agus Suparmanto (kiri) dan Menristek/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro sebelum mengikuti rapat kabinet terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (20/10/2019). ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/wsj.

tirto.id - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir akan merombak kepemimpinan di seluruh perusahaan milik negara. Pergantian pimpinan BUMN akan terus dilakukan secara konsisten mulai tahun depan, untuk mendapatkan figur terbaik.

"Perlulah figur-figur yang bagus untuk membantu di masing-masing unit BUMN. Tidak mungkin menteri dan wamen mengawasi kegiatan masing-masing BUMN setiap hari. Makanya kita perlu banyak figur yang bagus, nanti Senin (pekan depan) ada lagi, Kamis depan ada lagi, ya kan yang penting bagus," kata Erick di lingkungan Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (14/11/2019).

Sebelumnya sempat beredar kabar bahwa mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama [BTP] akan menduduki kursi petinggi di salah satu perusahaan pelat merah di bidang energi.

Saat ini, BUMN energi yakni Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengalami kekosongan jabatan direktur utama setelah Sofyan Basir tersangkut kasus di KPK. Sementara BUMN energi lainnya, PT Pertamina dikabarkan juga akan mengalami pergantian direksi. Saat ini, Pertamina dipimpin oleh Nicke Widyawati.

"Nanti Senin ada lagi dikasih tahu. Ada figur lagi yang bagus lagi, tadi yang saya bilang 142 BUMN pasti (berganti)," tambah Erick, seperti dilansir dari Antara.

Erick mengaku pergantian kepemimpinan tersebut tergantung pada kebijakan masing-masing BUMN.

"Mungkin sampai tahun depan (ada pemanggilan), kan ada 142 BUMN, kalau setahun 365 hari, kalau 142 BUMN dibagi 365 hari setiap 3 hari ada yang diganti," ungkap Erick.

Terkait kemungkinan BTP menjadi petinggi salah satu BUMN meski berstatus mantan narapidana, Erick mengatakan sudah ada tim ahli yang meneliti mengenai hal tersebut.

"Sudah ada ahli-ahlinya, tanya ahlinya saja. Kalau kita kan korporasi, kita percaya 'good corporare governance' dan beliau punya kontribusi ya kan? Pak Sandiaga Uno saja sudah mengatakan hal yang positif (mengenai rencana pengangkatan Ahok)," tambah Erick.

Erick kembali mengatakan, banyak BUMN yang membutuhkan figur mumpuni untuk memimpin.

"Begini BUMN itu kan ada 142 BUMN, tidak mungkinlah kalau kita tidak ramai-ramai membuat ya kan? Figur-figur yang positif untuk membantu dibutuhkan, kita jangan hanya fokus ke Pak Ahok, ada dua wakil menteri, nanti komut-komut (komisaris utama) yang lain nanti akan kita kenalkan," ungkap Erick.

Erick mengaku sebelumnya sudah menyerahkan nama-nama calon direksi untuk tiga BUMN yaitu Bank Mandiri, BTN dan Inalum ke rapat Tim Penilai Akhir (TPA) yang dipimpin Presiden Joko Widodo.

"Kemarin nanya dirut Bank Mandiri sama BTN, sekarang ganti, nanti minggu depan ganti lagi, kepastiannya nanti awal Desember," tambah Erick.

Namun Erick memastikan orang-orang yang ditetapkan sebagai petinggi BUMN harus mundur dari jabatannya di partai politik.

"Semua yang terlibat di BUMN, apakah komisaris dan direksi harus bebas (dari politik), kalau memang orang partai harus mengundurkan diri, staf khusus BUMN juga sudah melakukan itu," tegas Erick.

Posisi Dirut BTN kosong setelah Suprajarto menolak penugasan Kementerian BUMN untuk menjadi Direktur Utama BTN. Suprajarto yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mengaku tidak pernah diajak komunikasi untuk penetapan tersebut.

Sedangkan Direktur Utama Inalum sebelumnya, Budi Gunadi Sadikin dan Direktur Utama Bank Mandiri, Kartika Wirjoatmodjo ditunjuk Presiden Joko Widodo menjadi Wakil Menteri BUMN.

Baca juga artikel terkait BUMN

tirto.id - Ekonomi
Sumber: Antara
Penulis: Antara
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti