tirto.id - Menteri BUMN, Erick Thohir menyatakan akan melakukan penggabungan atau merger pada hotel BUMN yang memiliki kinerja buruk.
Erick bilang, langkah ini diambil sebagai pembenahan atas banyaknya BUMN yang memiliki hotel kendati perhotelan bukan bisnis utamanya.
"Itu nantinya apa kita gabung hotel itu. Pemiliknya nanti punya saham. BUMN sudah listing kinerja tidak bagus bisa digabung ke situ,” ucap Erick kepada wartawan di Direktorat Jenderal Pajak Kemenkeu, Jumat (13/12/2019).
Erick mengatakan rencana ini dapat berdampak cukup baik pada ke-85 hotel yang masuk dalam data Kementerian BUMN. Ia bilang dengan jumlah itu pemerintah bisa membuat BUMN menjadi pemain hotel terbesar di Indonesia.
“Saya rasa nanti kalau benar datanya BUMN punya 85 hotel jadi salah satu pemain hotel terbesar,” ucap Erick.
Saat ini BUMN yang benar-benar memiliki bisnis utama di bidang perhotelan adalah PT Hotel Indonesia Natour (HIN). Salah satu bisnisnya adalah Inna Group Hotel yang memiliki 14 jaringan bisnis hotel di Indonesia.
Menariknya, jumlah ini tidak seberapa bila disandingkan dengan gabungan BUMN lain seperti Pertamina, Garuda Indonesia, sampai BUMN dengan keuangan bermasalah seperti PT PANN. Gabungan BUMN itu menghasilkan angka mencapai 85 hotel.
Selasa (10/12/2019) lalu, Erick pun juga sudah mewanti-wanti agar satu BUMN saja yang memiliki bisnis perhotelan. Meskipun ada alasan bahwa bisnis hotel ini digunakan untuk memperlancar arus kas perusahaan, Erick bersikeras agar tiap BUMN berfokus pada bisnisnya masing-masing.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Hendra Friana