tirto.id - Epidemiolog dari Griffth University Australia, Dicky Budiman mengungkapkan bahwa seharusnya Indonesia bukan menuju fase endemi Covid-19, tetapi pandemi yang terkendali.
“Itu yang harus kita tuju,” kata dia kepada Tirto, Senin (18/4/2022).
Dicky menyebut bahwa fase endemi itu tidak berarti baik. “Fase endemi itu tetap masalah serius,” ujar dia.
Selain itu, Panel Ahli World Health Organization (WHO) atau Organisasi Kesehatan Dunia tersebut juga menyarankan kepada negara manapun sekaligus meluruskan, bahwa tujuan dalam menangani pandemi virus corona adalah menuju Covid-19 yang terkendali.
Dicky menuturkan, sampai nanti ada negara yang status endemi, mungkin ada juga yang berstatus epidemi.
“Faktanya pun sebagian saat ini sudah ada [negara berstatus endemi], tapi yang harus kita tuju adalah [pandemi yang] terkendali,” tutur dia.
Bicara fase pandemi, jelas Dicky, terdapat fase akselerasi (peningkatan) dan deselerasi (penurunan) Covid-19. “Karena kalau bicara pandemi, ya semuanya masih pandemi,” sambung dia.
Kemudian Dicky menerangkan kategori yang dapat dikatakan sebagai endemi yaitu kalau angka reproduksi Covid-19 tidak lebih dari satu. Serta perbandingan antara jumlah kasus positif virus corona dengan jumlah tes yang dilakukan (positivity rate) di bawah 5 persen.
Sebaliknya, lanjut dia, jika angka reproduksi Covid-19 di atas satu dan positivy rate di atas 5 persen, itu adalah epidemi. Tetapi kalau statusnya sporadis atau terkendali, itu angka reproduksinya biasanya nol koma sekian persen dan posivity rate-nya di bawah satu persen.
“Itu yang harus kita tuju. Ini yang harus jadi indikator,” kata Dicky.
Dia pun menilai bahwa saat ini Indonesia masih dalam fase transisi menuju endemi. Meski demikian, dia menganggap Indonesia belum bisa tergolong sebagai negara yang sudah masuk ke fase endemi Covid-19 walaupun belakangan ini angka kasusnya menurun.
“Belum karena datanya belum cukup kuat. [Walaupun] tes menurun juga,” tandas Dicky.
Satuan Tugas Penanganan (Satgas) Covid-19 mengumumkan penambahan kasus sebanyak 607 kemarin. Jumlah ini lebih banyak dari hari sebelumnya yang berjumlah 602 kasus. Satgas mencatat total kumulatif angka Covid-19 sejak 2 Maret 2020 hingga saat ini sebanyak 6.039.873 kasus.
Penulis: Farid Nurhakim
Editor: Restu Diantina Putri